Biaya Hidup di Jakarta Hampir Rp 15 Juta/Bulan, Termahal se-Indonesia!

Biaya Hidup di Jakarta Hampir Rp 15 Juta/Bulan, Termahal se-Indonesia!

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 13 Des 2023 07:00 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Ilustrasi kota Jakarta - Foto: Angga Aliya/detikcom
Jakarta -

Hasil survei biaya hidup (SBH) tahun 2022 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menempatkan DKI Jakarta sebagai kota dengan biaya hidup termahal se-Indonesia. Nilai rata-rata konsumsi rumah tangga di wilayah metropolitan tersebut mencapai Rp 14,88 juta per bulan.

Angka ini meningkat dari SBH tahun 2018 sebesar Rp 13,45 juta per bulan, di mana pada tahun tersebut, Jakarta menempati posisi kedua.

Kemudian disusul oleh Bekasi berada di peringkat kedua dengan biaya hidup sebesar Rp 14,33 juta per bulan. Pada SBH tahun 2018, Bekasi menempati peringkat pertama dengan biaya hidup sebesar Rp Rp 13,67 juta per bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada tahun 2018 Bekasi urutan pertama dan Jakarta urutan kedua. Di tahun 2022, mereka bertukar tempat. Sedangkan untuk kota lainnya masih sama. Jayapura yang tahun 2018 masuk rata-rata per bulannya masih tinggi, di tahun 2022 nggak muncul" kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini dalam acara konferensi pers, Selasa (12/12/2023).

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Ponco Adi menunjukkan ada beberapa komoditas yang paling banyak dikonsumsi oleh warga Jakarta, di antaranya tarif listrik, kontrak rumah, bensin, dan sewa rumah.

ADVERTISEMENT

Adapun terjadi peningkatan pola konsumsi yang signifikan pada beberapa kelompok komoditas, seperti kesehatan, transportasi, informasi, komunikasi dan jasa keuangan, pendidikan, dan restoran.

"Nilai konsumsi (NK) berubah dibandingkan 4 tahun yg lalu. NK SBH tahun 2018, misalkan sewa kontrak rumah memiliki bobot yang terbesar, tetapi nilai ini bergeser diambil alih oleh tarif listrik. Komoditas lain juga terjadi perubahan," kata Windhi.

Berikut ini pengeluaran yang paling banyak dikonsumsi oleh warga Jakarta:
1. Tarif listrik
2. Kontrak rumah
3. Bensin
4. Sewa rumah
5. Nasi dengan lauk
6. Biaya langganan internet
7. Akademi/perguruan tinggi
8. Upah asisten rumah tangga
9. Tarif pulsa
10. Tarif air minum PAM

Lihat juga Video 'Dinkes DKI Catat 271 Kasus Covid-19 dalam Sepekan, 2 Pasien Meninggal':

[Gambas:Video 20detik]



Tingginya biaya hidup ini tak sebanding dengan UMP yang ditetapkan. Klik halaman selanjutnya

Biaya Hidup yang Tak Sebanding dengan UMP

Namun, sayangnya upah minimum provinsi (UMP) Jakarta sendiri tidak sampai setengah dari biaya hidup yang dilaporkan oleh BPS. Saat ini, UMP Jakarta sebesar Rp 4,9 juta Sementara, untuk tahun 2024, UMP Jakarta mengalami kenaikan menjadi Rp 5 juta.

Menyoroti hal tersebut, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan pekerja di sektor formal Jakarta yang banting tulang tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup yang layak.

Belum lagi, bagi yang mempunyai tanggungan keluarga, seperti istri dan anak. Tentunya, biaya hidupnya semakin bertambah.

"Ada istilah bekerja tapi tetap miskin, dimana pekerja yang paling rentan hanya mendapat upah minimum yang tidak sebanding dengan kebutuhan hidup layak di suatu daerah, Jakarta salah satu contohnya. Kalau upah minimum Rp 5 juta, dia menanggung 3 anggota keluarga lainnya yang kalau ditotal biaya hidup layaknya Rp 74,4 juta per rumah tangga. Mana cukup Rp 5 juta?" kata Bhima saat dihubungi detikcom.

Dia menjelaskan UMP yang tidak sebanding dengan kebutuhan hidup yang layak ini membuat para pekerja di Jakarta rentan terjebak pinjaman online. Hal tersebut karena adanya situasi yang memaksa para pekerja untuk mencari pendapatan tambahan, entah dengan membuka usaha maupun menambah pekerjaan sampingan.

Bhima pun menambahkan idealnya, minimum UMP di Jakarta di atas Rp 15 juta per bulan. Sementara, pasangan tanpa anak sekitar Rp 25-30 juta per bulan


Hide Ads