Adidas: Kami Telah Kehilangan Kepercayaan

Adidas: Kami Telah Kehilangan Kepercayaan

- detikFinance
Kamis, 16 Nov 2006 09:41 WIB
Jakarta - Adidas Group bersikukuh tidak akan memberi order lagi pada ketiga pabrik rekannya yakni PT Spotec, PY Dong Joe Indonesia (DJI) dan PT Tong Yang Indonesia (TY). Adidas menyesalkan buruknya kinerja manajemen ketiga perusahaan itu."DJI, TYI dan Spotec terpaksa berhenti beroperasi karena kesulitan masalah keuangan dan buruknya manajemen. Masalah ini telah berlangsung selama beberapa waktu tapi tak ditangani secara baik oleh pihak manajemen pabrik walaupun kami telah memberikan rekomendasi," tegas Head Global Footwear Adidas, Duncan Scott, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (16/11/2006).Duncan juga menegaskan, keputusan untuk menghentikan order kepada tiga rekannya itu sudah final. Dan selama dua bulan sebelum berhenti operasinya ketiga pabrik tersebut, Adidas telah memberikan bantuan keuangan langsung.Menurutnya, bantuan itu dimaksudkan agar ketiga pabrik itu dapat membayar bahan baku untuk produksi dan terus melanjutkan order sehingga dapat menghasilkan arus kas guna membayar pekerja.Adidas juga telah meminta kepada tiga rekannya itu untuk mengajukan rencana restrukturisasi utang dan bisnis yang komperehensif dan dapat segera dilaksanakan. Namun Adidas menyesalkan hingga saat ini rencana tersebut tidak pernah diajukan."Kami telah kehilangan kepercayaan kepada manajemen pabrik-pabrik tersebut dan untuk itu telah memutuskan menghentikan pesanan kepada DJI, TYI dan Spotec," tegas Duncan.Sementera Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengungkapkan, selain mengeluhkan soal pasokan, Adidas juga mengkritik kinerja perbankan Indonesia.Adidas, ungkap Fahmi, mengkritik BRI dan Bank Mandiri yang mau memberikan kredit kepada perusahaan yang tidak baik. Kritikan itu disampaikan saat Chief Representative Adidas Paul Griffiths menemui Fahmi pada Selasa, 14 November lalu."Itu ditanyakan Griffiths ke saya. Dan saya tidak bisa menjawab karena bank itu independen di bawah BI," ujar Fahmi yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu (15/11/2006).Adidas juga berkeluh kesah mengenai ancaman suplai mengingat tiga perusahaan tersebut merupakan bagian dari pemasok terbesarnya. Padahal Adidas sendiri tengah membutuhkan pasokan yang banyak menjelang natal dan tahun baru."Jelas untuk seperti natal, pasar menuntut kebutuhan yang besar. Tiba-tiba karena ini, suplai jadi drop. Dan dia harus cari dari mana lagi," ungkap Fahmi.Menurut Fahmi, kendati Adidas memiliki sekitar 50 pabrik rekanan di Indonesia, namun berhentinya operasi ketiga perusahaan itu akan mengurangi pasokan yang cukup besar. "Bagaimana pun berkurangnya cukup signifikan. Tentu dia akan kontak dengan suplier lainnya. Dia kesel juga dengan masalah ini," cetus Fahmi. (qom/nrl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads