Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan kepada capres nomor urut 1 Anies Baswedan soal tingginya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta mencapai Rp 80 triliun. Namun menurut Prabowo mengaitkan anggaran sebesar itu dengan indeks polusi Jakarta masuk kategori tertinggi di dunia.
Hal ini disampaikan dalam Debat Pertama Capres 2024, di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa malam (12/12/2023).
"Mas Anies, pernah jadi gubernur 5 tahun DKI Jakarta. Anggaran DKI setahun sekitar Rp 80 triliun jumlah penduduk DKI 10 juta kurang lebih. APBD Jawa Barat Rp 35 triliun jumlah penduduk 50 juta, 5 kali DKI, tetapi selama Mas Anies memimpin sering sekali DKI menerima Indeks Polusi tertinggi di dunia," kata Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo pun menyentil bahwa tidak ada aksi konkret yang dilakukan Anies untuk mengatasi masalah tersebut. Padahal anggaran ibu kota negara itu sangat besar.
"Bagaimana anggaran Rp 80 triliun, Pak Anies, sebagai gubernur tidak dapat berbuat sesuatu berarti untuk mengurangi polusi," ungkapnya.
Jawaban Anies Baswedan, Singgung Angin
Anies pun menjawab Prabowo. Dia mengatakan bahwa ada berbagai langkah yang telah diterapkan pada masa kepemimpinan dia di DKI Jakarta untuk mengatasi polusi, di antaranya mengendalikan emisi kendaraan bermotor, mengurangi emisi, elektrifikasi kendaraan umum, dan konversi kendaraan bermotor.
"Dulu yang naik kendaraan umum hanya 350 ribu orang, sekarang 1 juta setiap hari," jelasnya.
Menurut Anies, tingginya polusi di Jakarta tidak terjadi setiap hari. Karena hal itu hanya terjadi di beberapa hari dan berbeda-beda di setiap wilayahnya. Ia pun mengatakan polusi yang terjadi di Jakarta berkaitan juga dengan angin.
"Di Jakarta kami memasang alat pemantau polusi udara. Bila masalah polusi udara itu bersumber dari dalam kota Jakarta maka hari ini, besok, minggu depan akan konsisten akan terus kotor, tapi apa yang terjadi? Ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor. Ada masa Minggu pagi Jagakarsa sangat kotor, apa yang terjadi? Polusi udara tak punya KTP, angin tak ada KTP-nya," jelasnya.
Menurutnya jika angin tidak lagi bergerak ke arah Jakarta, maka ibu kota itu tidak memiliki indeks polusi yang tinggi. Jadi dia menilai tidak setiap saat Jakarta jadi kota berpolusi tertinggi.
"Angin itu bergerak dari sana ke sini. Ketika polutan yang muncul dari pembangkit listrik tenaga uap mengalir ke Jakarta maka Jakarta punya indikator, karena itu Jakarta mengatakan ada polusi udara. Ketika anginnya bergerak ke arah Lampung, ke arah Sumatera, ke arah Laut Jawa, di sana tidak alat monitor maka tidak muncul, dan Jakarta pada saat itu bersih," ungkapnya.
Respons Prabowo, Sentil Anies soal Angin
Setelah dijawab Anies, Prabowo kembali membalas bahwa pertanyaan dia tidak terjawab. Ia menyayangkan jawaban Anies yang menyalahkan angin.
Padahal menurutnya, polusi udara di DKI Jakarta telah menyebabkan penyakit pernapasan oleh masyarakat.
"Ya susah kalau kita menyalahkan angin dari mananya. Jadi saya bertanya, dengan anggaran segitu besar, langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk dengan real dalam 5 tahun mengurangi polusi juga, di mana rakyat Jakarta itu banyak yang mengalami sakit pernapasan. Jadi saya kira gampang menyalahkan angin, hujan dan sebagainya ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu, pungkasnya.
Simak juga Video: Anies soal IKN Dilanjutkan: Di Mana Rasa Keadilan Kita?