.webp)
Paska pandemi COVID-19, banyak negara yang ekonominya runtuh. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bilang ada 96 negara yang terpaksa jadi 'pasien' Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Syukurnya Indonesia tidak masuk dalam daftar puluhan negara tersebut. Malah Jokowi bilang Indonesia justru menjadi salah satu dari 5 negara di dunia yang paling baik pertumbuhan ekonominya.
"Alhamdulillah negara kita setelah pandemi COVID-19 negara lain berguling menjadi pasien IMF itu ada 96 negara, ekonominya runtuh 96 negara menjadi pasien IMF. Kita ini termasuk di dunia masuk 5 yang paling baik ekonominya," ujar Jokowi saat memberikan arahan khusus kepada Penyuluh Pertanian dan Babinsa se-Jawa Tengah di Pekalongan, Rabu (13/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"ini yang patut kita syukuri dan kita jaga dan rawat agar ekonomi tetap stabil dan meningkat lebih baik," sebutnya.
Klaim serupa sebelumnya sudah pernah disampaikannya Jokowi. Dia pernah menjelaskan Indonesia menjadi 3 negara G20 yang pertumbuhan ekonominya berhasil berada di atas 5% pada kuartal II 2023.
"Baru saja diumumkan Senin kemarin pertumbuhan ekonomi kita growth 5,17% dan sudah tumbuh di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut. Di G20 yang tumbuh di atas 5% cuma Indonesia, India, dan RRT. Yang lain maaf, saya nggak bisa sebutkan nanti tersinggung," kata Jokowi dalam Munas REI 2023 di Sheraton Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2023) yang lalu.
Dari penelusuran detikcom, di kuartal II 2023 negara G20 dengan pertumbuhan ekonomi terbesar adalah China dengan pertumbuhan mencapai 6,3%, disusul India dengan pertumbuhan mencapai 6,1%, di posisi ketiga baru ada Indonesia dengan pertumbuhan 5,17%.
Kemudian disusul Brasil dan Turki dengan pertumbuhan 4%. Praktis, Indonesia memang masuk ke dalam 5 besar pertumbuhan ekonomi dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri rajin berada di sekitar 5% selama 3 kuartal di 2023. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menjabarkan pertumbuhan ekonomi secara tahunan di kuartal I sebesar 5,04%, kemudian di kuartal II 5,17%, dan di kuartal III 4,94%.
(hal/das)
