Bukan Ditenggelamkan, Begini Cara Trenggono Sikat Kapal Maling Ikan!

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 14 Des 2023 18:01 WIB
Menteri KP - Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Jakarta -

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membeberkan siasatnya dalam memberantas kapal yang masuk ke Indonesia dengan ilegal. Dia mengatakan tidak akan menggunakan cara dengan meledakkan atau membom kapal tersebut.

Dengan cara peledakan itu, dia menilai tidak bisa membuat efek jera bagi si pelaku. Selain itu, juga dapat merusak biota dan ekosistem dalam laut.

"Yang pertama jelas nggak meledakkan, nggak bisa membuat efek jera. Misalnya saya tangkap kapal yang masuk ke Indonesia lalu saya bom, ya rugi semuanya. Yang bom itu rusak di bawah. Rusaknya itu ga bisa dalam hitungan hari recovery karena yang rusak termasuk kelautannya situ. Jangan ada biota-biota laut yang signifikan sistem di laut yang mati juga kemudian punah. Di situ saya hentikan." kata Sakti dalam acara Puncak Bulanan Bakti Kelautan, di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (14/12/2023).

Di sisi lain, kapal ilegal tersebut juga bisa digunakan kembali. Daripada diledakkan hingga menimbulkan kerusakan biota laut, lebih baik kapalnya bisa dipakai kembali. Untuk itu, dia pun memberikan sejumlah strategi, salah satunya melakukan pengawasan dengan menggunakan satelit.

"Nggak ada bom buat apa? Ga usah terkenal deh saya, kita kerja kemudian berhasil nanti rakyat yang melihat. Sehingga apa yang harus dilakukan? Harus punya satelit yang sangat akurat yang bisa dideteksi sampai ke bawah air," jelasnya.

Sakti menjelaskan nantinya satelit ini akan terkoneksi dengan pesawat nirawak yang mampu menyelam ke bawah air (underwater drone). Selain itu, dibutuhkan juga kapal pengawas yang nantinya terkoneksi ke pusat komando.

Sayangnya, kapal yang dibutuhkan tidak sebanding dengan kapal yang tersedia. Sakti menyebut saat ini armadanya hanya mempunyai 30 unit, sedangkan yang dibutuhkan sebanyak 100 unit.

"Kira-kira sekitar 100-an (yang dibutuhkan) sekarang punya 30. Padahal bikin kapal, sekarang pesan 2 tahun baru jadi. Ya udah sekarang kita pesan dulu deh daripada 2 tahun pesannya nanti kan sama aja," imbuhnya.

Saat ini sebanyak 10 unit kapal sedang dalam proses pembuatan. Dia pun berharap tahun depan dapat dijalankan sehingga pada tahun 2025-2026 nanti teknologi untuk pengawasan hingga industri perikanan di Indonesia sudah lengkap.




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork