Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono pihaknya berharap agar seluruh kapal ikan di Indonesia ditempel alat pelacak. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk melihat data tangkapan ikan nasional.
"Ke depan, seluruh kapal penangkap ikan harus dipasang alat monitor, entah itu VMS (Vessel Monitoring System) entah itu AIS (automatic identification system ), itu harus dipasang," ungkap Sakti dalam agenda Buka-bukaan Bareng detikcom yang merupakan bagian dari Puncak Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan di Gedung Ecovention, Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 14 Desember 2023.
Sakti kemudian menjelaskan, bahwa kebijakan tersebut merupakan bagian dari digitalisasi pengelolaan ruang laut yang dituangkan dalam konsep ocean big data dan ocean accounting. Ia mengatakan, kebijakan pemasangan alat pelacak diterapkan bagi seluruh kapal penangkap ikan dengan tujuan memonitor jenis dan jumlah tangkapan ikan yang diperoleh berbagai kapal penangkap ikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakkan konsep penangkapan terukur atau selective fishing guna memastikan jumlah populasi ikan sekaligus menjaga harga ikan di pasar sebagaimana tertulis dalam Peraturan Pemerintah Nomor (PP) 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur (PIT).
"Khusus nelayan lokal tradisional negara yang pasang (pelacak). KKP yang pasang," jelasnya.
"Kemudian (nanti) akan kita hitung, pada waktu tertentu kita akan batasi, 'tolong ya ikan ini mulai habis jangan diambil', nanti tahun depan baru diambil itu ada dalam turunan peraturan penangkapan ikan terukur (PIT)," sambungnya.
Dilansir dari situs Direktorat Jenderal Perhubungan, AIS adalah sistem identifikasi yang digunakan untuk mendeteksi kapal asing dan kapal nasional di perairan Indonesia. Pelacakan dilakukan secara otomatis pada kapal yang menampilkan kapal lain di sekitarnya.
Sementara dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika, VMS merupakan salah satu sistem pengawasan kapal perikanan yang dimiliki pemerintah. Teknologi itu bisa memantau pergerakan dan aktivitas kapal perikanan berbasis satelit.
(kil/kil)