Dirut baru Perum Bulog Bayu Krisnamurthi sedang kunjungan kerja ke India. Hal tersebut dilakukan dalam rangka penjajakan untuk impor beras.
Informasi ini disampaikan Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya. Dia menjelaskan saat ini penugasan impor kedua sebanyak 1,5 juta ton telah terkontrak 1 juta dengan Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja.
Realisasinya sebanyak 500 ribu ton telah masuk Indonesia sementara sisa 500 ribu sedang dalam perjalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"1,5 juta ton sudah kontrak 1 juta, separuh baru masuk 500 ribu, 500 ribu dalam pejalanan, kemudian 500 ribu ton lagi itu sedang mengupayakan untuk dilaksanakan kontrak di akhir tahun ini," kata Tomi dalam diskusi di Kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Jumat (15/12/2023).
"Ada (kemungkinan impor) dari India. Ini Pak Dirut sedang ke India untuk menjajaki," lanjutnya.
Secara rinci, Tomi menjelaskan kontrak impor sebanyak 1 juta ton, porsinya Thailand 50%, sekitar 20% dari Vietnam dan Pakistan 20%, kemudian sisanya 10% dari Myanmar dan Kamboja.
"Saat ini kita sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya mash banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja. Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan", tambah Tomi.
Tomi memastikan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog mencukupi 1,4 juta ton. Untuk itu pihaknya meminta masyarakat tidak perlu panik karena stok cukup. Kemudian bantuan pangan yang telah tersalurkan juga 1,1 juta ton.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total per kemarin (14/12) sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," ujar Tomi.
Simak juga Video: Antrean Penerimaan Beras Subsidi di Purwakarta Mengular