Profil Para Juara Pahlawan Digital UMKM 2023, Bantu Puluhan Ribu UMKM Naik Kelas

Profil Para Juara Pahlawan Digital UMKM 2023, Bantu Puluhan Ribu UMKM Naik Kelas

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 21 Des 2023 13:10 WIB
Putri Tanjung
Foto: Tim Putri Tanjung
Jakarta -

Tiga dari 10 finalis Pahlawan Digital UMKM 2023 terpilih menjadi juara setelah melakukan pitching di hadapan dewan juri dalam puncak acara Awarding Night Pahlawan Digital UMKM pada Selasa (19/12) malam.

Para juara diumumkan langsung oleh Staf Khusus Presiden sekaligus inisiator program ini, Putri Tanjung, didampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki serta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi.

Juara pertama Pahlawan Digital UMKM 2023 diraih oleh Chickin Indonesia, startup yang mengembangkan teknologi untuk mengelola dan mengembangkan peternakan ayam broiler. Chickin Indonesia mendapatkan hadiah senilai Rp 100 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, juara kedua Pahlawan Digital UMKM 2023 jatuh kepada JALA Indonesia, startup yang telah berkontribusi meningkatkan produktivitas para petambak udang. JALA Indonesia meraih hadiah Rp 75 juta.

Kemudian, Elevarm keluar sebagai juara tiga dan berhak mendapatkan hadiah Rp 50 juta. Elevarm merupakan perusahaan agrikultur berbasis teknologi yang memberdayakan petani hortikultura di ekosistem hulu.

ADVERTISEMENT

Total, ketiga juara Pahlawan Digital UMKM 2023 telah membantu puluhan ribu UMKM naik kelas dengan meningkatkan produktivitas dan penghasilan.

Putri Tanjung mengapresiasi para juara dan finalis inovator digital tersebut. Menurut Putri, model bisnis yang ditawarkan para Pahlawan Digital UMKM 2023 sangat membantu para pelaku UMKM mengatasi masalah yang dihadapi.

"Tahun ini senang sekali karena 10 inovator yang hadir sangat luar biasa, menjawab solusi dari banyak sekali masalah yang dihadapi UMKM. Semua bisnisnya sangat lokalisasi, jadi memang membantu UMKM di specific market," kata Putri dalam Awarding Night Pahlawan Digital UMKM 2023 di Telkom Landmark Tower, Jakarta.

Setelah pengumuman juara, 10 finalis Pahlawan Digital UMKM menandatangani memorandum of understanding (MoU) bersama Putri Tanjung sebagai komitmen untuk terus melakukan pendampingan dan matchmaking ke sektor pendanaan usaha. Penandatangan MoU disaksikan berbagai pihak yang ingin ikut memajukan UMKM di Indonesia, yakni Tokopedia, Telkom Indibiz, BRI, Grab, Amartha, BCA, dan PNM.

Berikut ini profil para pemenang Pahlawan Digital UMKM 2023:

Juara 1 - Chickin Indonesia

Chickin Indonesia merupakan startup yang dibentuk pada 2020 guna menyediakan beragam solusi bagi peternak dari hulu sampai hilir. Sebab para peternak mengalami masalah yang cukup kompleks, termasuk soal produktivitas, limitasi modal kerja, dan harga ayam yang tidak pernah menentu. Masalah-masalah itu tidak bisa diselesaikan dengan solusi konvensional.

"Kami optimize teknologi peternakan dengan make sure IoT dan produktivitas peternaknya. Kami juga provide solution untuk distribusi dari farm hingga table," kata Co-Founder dan CEO Chickin Indonesia, Tubagus Syailendra Wangsadisastra, saat pitching di hadapan dewan juri pada malam penghargaan Pahlawan Digital UMKM 2023.

Chickin Indonesia memiliki dua produk unggulan, yakni Chickin Smart Farm dan Chickin Fresh. Hingga kuartal kedua 2023, ada 12.226 peternak yang sudah bergabung dengan ekosistem Chickin Indonesia.

Chickin Smart Farm sendiri merupakan software berbentuk aplikasi manajemen kandang dan hardware alat monitoring & climate control berbasis IoT, yaitu CI-Touch Controller. Tujuannya untuk mengelola peternakan ayam lebih mudah dan biaya produksi lebih murah.

Aplikasi ini dinilai sangat mudah digunakan peternak. Peternak hanya perlu menginput data harian seperti penggunaan pakan, rata-rata berat ayam, dan data keuangan ke dalam aplikasi tersebut.

Melalui aplikasi ini peternak juga bisa memantau dan mengontrol suhu dan kelembapan kandang secara real time di mana pun, berkonsultasi dengan ahli dari Chickin apabila peternak kebingungan mengelola peternakannya, hingga mengoptimalisasi teknologi dengan credit scoring engine sehingga peternak bisa mendapatkan akses finansial.

Sementara itu Chickin Fresh adalah produk hilir berupa ayam potong yang diambil langsung dari kandang peternak mitra Chickin, diolah dengan proses terstandardisasi, dan didistribusikan ke berbagai industri food and beverage, horeca, dan manufaktur.

"Kami punya 40 juta ekor ayam setiap bulan yang sudah terkonsolidasi di ekosistem kami. Saat ini kami sudah memiliki hingga Rp 1 triliun lebih di tahun ini dan sudah profitable di awal tahun 2023," tutur Syailendra.

Atas inovasi Chickin, Syailendra dan Co-Founder Ashab Alkahfi masuk ke dalam daftar Forbes 30 under 30 Indonesia tahun 2022.

Juara 2 - JALA Indonesia

JALA Indonesia adalah perusahaan teknologi yang memberdayakan para petambak udang untuk meningkatkan produktivitas mereka.

CEO dan Co-Founder JALA, Liris Maduningtyas, mengatakan produktivitas para petambak udang tidak stabil karena masalah kualitas air, manajemen, dan kurangnya akses pembiayaan yang membuat mereka kesulitan memenuhi ekspor udang. Padahal Indonesia merupakan negara ke-4 terbesar yang memproduksi dan mengekspor udang dengan nilai mencapai US$ 2,2 miliar.

Karena itu startup ini meluncurkan aplikasi JALA App yang memungkinkan para petambak memasukkan data-data produksi mereka ke dalam aplikasi pada 2019 lalu. JALA Indonesia kemudian menerjemahkan data-data itu dan memberikan rekomendasi kepada petambak untuk bertindak lebih cepat berdasarkan data tersebut.

Melalui JALA App, para petambak udang juga bisa memonitor produksinya secara real time. Mereka juga bisa memasukkan laporan keuangan mereka ke dalam aplikasi tersebut.

"Dengan begitu, kami juga membantu para petambak mendapatkan credit scoring untuk membantu mereka mendapatkan pembiayaan," tutur Liris saat pitching.

Selain itu, JALA Indonesia turut membantu para petambak udang menjual hasil budidaya kepada konsumen, termasuk menjual langsung udang beku dari mitra mereka.

Menurutnya hingga saat ini sudah ada lebih dari 20.000 petambak udang yang menggunakan JALA App dan membantu mereka mendapatkan penghasilan lebih banyak. Bahkan, ada petambak yang pendapatannya naik 300% dan produktivitasnya meningkat 900%.

"Kami ingin membantu lebih banyak petambak untuk menghasilkan more sustainable shrimp," kata Liris.

Juara 3 - Elevarm

Elevarm adalah perusahaan agrikultur berbasis teknologi yang memberdayakan petani mulai dari masa pra-tanam hingga setelah panen.

CEO dan Founder Elevarm Bayu Syeril Rahmat mengatakan, Elevarm hadir dari kegelisahan para founders melihat situasi di hulu pertanian, di mana pendapatan para petani tidak menentu, kesulitan mengakses pendanaan, bibit yang bagus, dan lainnya. Kualitas tanah yang semakin menurun juga menjadi faktor lain pada menurunnya tingkat produksi.

"Kita lihat data, saya fokus di chillies, peppers, greens. Seharusnya 1 hektar lahan itu bisa menghasilkan rata-rata 12-15 ton, tapi untuk kasus Indonesia sangat rendah, 6,5 ton. Ini juga berdampak terhadap opportunity loss dari sisi ekonomi. Economic losses-nya sekitar US$ 8 miliar," kata Bayu saat pitching.

Karena itu, untuk membantu para petani Elevarm mengumpulkan berbagai data dan fokus mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian hulu dan menjembatani rantai pasokan dengan pasar yang lebih luas.

Dengan berbagai data yang dikumpulkan, Elevarm mengetahui akar masalah yang dihadapi para petani, prediksi panen hingga tonase produk yang akan dihasilkan.

"Ketika definisi masalahnya sudah terbukti secara scientific, kami bisa bekerja sama lewat NextBio Hub untuk melakukan co creation, research and partnership dengan laboratoris, biotic scientist, dengan banyak lembaga riset untuk menghasilkan produksi input pertanian," kata Bayu.

Produk yang dimaksud seperti pupuk dan bibit organik yang bisa digunakan para petani, sehingga hasil panen mereka lebih berkualitas.

Elevarm juga mengembangkan Elevarm App sebagai aplikasi untuk petani, mitra dagang, dan tim internal untuk menjembatani berbagai proses operasional, akses permodalan, dan petunjuk budidaya yang berkelanjutan. Kemudian di sektor hilir, Elevarm juga membangun aplikasi PasarAgri sebagai platform e-commerce untuk memasarkan produk hortikultura.

Saat ini sudah ada lebih dari 11.000 petani yang teregistrasi di Elevarm dengan 2.000 lebih petani aktif. Elevarm juga berhasil meningkatkan pendapatan petani 30%, dari Rp 2,2 juta menjadi hampir Rp 3 juta. Ribuan ton hasil petani juga terserap setiap bulannya.

(fdl/fdl)

Hide Ads