BI Sebut Ketidakpastian Ekonomi Global Mereda, Ini Alasannya

BI Sebut Ketidakpastian Ekonomi Global Mereda, Ini Alasannya

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 22 Des 2023 13:21 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia, lgo bank indonesia, bi, gedung bank indonesia di Jakarta
Gedung BI/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengatakan kondisi ketidakpastian ekonomi global mulai mereda. Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan hal itu terjadi karena kondisi perekonomian nomor satu di dunia, Amerika Serikat (AS) mulai membaik.

Ia mengungkap inflasi di AS terus turun seiring dengan turunnya harga barang di negara tersebut.

"Kemarin kami mengadakan Rapat Dewan Gubernur Desember ini. Kami berada pada kesimpulan bahwa ketidakpastian di global sudah mereda. Karena inflasi di AS dari berbagai kelompok barang turun semua," ujar dia dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) akan tetap bertahan 5,5% sampai kuartal II-2024. Kemudian kuartal berikutnya diyakini akan terus menurun.

"Suku bunga The Fed 5,5%. Kami anggap itu sebagai terminal rate, tidak ada kenaikan lebih lanjut. Beda dengan sebelumnya, menunggu-menunggu. Sekarang base line-nya 5,5%. Ke depan bagaimana 2024? Kami perkirakan base line kita 5,5% masih akan stay sampai dengan kuartal II," terang dia.

ADVERTISEMENT

"Kuartal III (2024), kami perkirakan suku bunga The Fed akan mulai turun," jelas dia.

Penurunan suku bunga The Fed ini diyakini terjadi seiring dengan inflasi Negeri Paman Sam juga turun. "Kami perkirakan suku bunga The Fed akan mulai turun, terus mengalami penurunan seiring dengan penurunan inflasi," terangnya.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi global juga masih akan melemah tahun depan karena perekonomian terbesar kedua yakni China akan mengalami perlambatan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini masih akan kuat.

"Di tahun ini sekitar 5% (pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023). Tahun depan sekitar 4,7% sampai 5,5%" tutupnya.

Sebagai informasi, BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate(BI7DRR) di level 6%. Terakhir kali BI menaikkan suku bunga acuan yakni pada Oktober sebesar 0,25%.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 20 dan 21 Desember 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7days reverse repo rate sebesar 6%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/12/2023).

Perry melanjutkan, bunga deposit facility dan lending facility juga tetap di posisi 5,25% dan 6,75%. "Suku bunga deposit facility tetap 5,25% dan suku bunga lending facility tetap sebesar 6,75%," katanya.

(ada/ara)

Hide Ads