Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan besaran UMP yang tidak sesuai dengan biaya hidup ini membuat para buruh nombok sebesar Rp 10 juta per bulan. Belum lagi yang mempunyai tanggungan, seperti anak, istri, hingga orang tua.
Kondisi serupa tidak hanya terjadi di Jakarta, melainkan daerah-daerah sekitar Jakarta juga mengalami, seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Rata-rata UMP di daerah tersebut Rp 5,2 juta untuk tahun 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari mana biaya Rp 10 juta itu? Sedangkan buruh tidak bisa mencari pendapatan sampingan dengan cara mengojek, dengan cara berjualan. Kenapa? Karena dari pagi sampai malam bekerja. Masuk jam 8 pagi, persiapan dari subuh, pulang dari kerja sekitar jam 5 sore, sampai rumah jam 7 malam. Tidak mungkin buruh itu mencari penghasilan tambahan," kata Iqbal dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Jumat (15/12/2023).
Aksi massa buruh menolak kenaikan UMP ini sempat menimbulkan kemacetan panjang di Tol Cipularang pada Kamis (14/12) malam.
Menurutnya, massa buruh tidak menutupi jalan tol, melainkan mereka hanya berjalan dengan lambat.
Jalan lambat ini sebagai bentuk 'marah' karena pemerintah menolak berdialog dengan mereka.
"Saya sudah cek ini, mereka marah dan mereka nggak menutup jalan tol. Nggak ada tutup jalan tol, mereka jalan lambat karena marah gubernur nggak menemukan, bupati nggak menemukan, kepala dinas tenaga kerja tidak menemui. Kemarahan itulah mereka jalan pelan-pelan," jelasnya.
Dia pun meminta maaf atas kemacetan yang terjadi. Meski begitu, hal ini tidak menghentikan mereka. Said Iqbal menyebut aksi buruh ini akan semakin luas dan masif hingga Februari 2024.
"Aksi buruh akan tetap dilanjutkan dan makin masif. Dan sedang dipersiapkan juga mogok nasional lanjutan. Kemarin mogok nasional awalan hampir 1 juta, mogok nasional bisa jadi 5 juta stop produksi akan ikut," jelasnya.
Untuk itu, dia meminta pengertian kepada pengguna jalan apabila terjadi kemacetan. Tentunya, pihaknya telah bekerja sama dengan petugas keamanan.
(kil/kil)