Awas! Krisis Listrik Jawa-Bali 2008

Awas! Krisis Listrik Jawa-Bali 2008

- detikFinance
Rabu, 22 Nov 2006 13:10 WIB
Jakarta - Pasokan listrik wilayah Jawa-Bali tahun 2008 terancam mengalami krisis, menyusul kemungkinan tidak adanya tambahan pasokan daya pembangkit baru yang beroperasi di tahun tersebut.Demikian dikatakan General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, Fahmi Mochtar, saat acara Seminar Nasional Pengembangan Jaringan Ketenagalistrikan, di DKI Jakarta dan Tangerang, di Hotel Gran Melia, JalanHR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (22/11/2006).Fahmi mengatakan, pada tahun 2006, sebanyak empat pembangkit mulai masuk ke sistem interkoneksi Jawa-Bali. Pembangkit itu adalah PLTGU Cilegon 720 MW, PLTU Cilacap 2X300 MW, PLTU Tanjung Jati B 2X660 MW, dan PLTP Darajat 110 MW.Keempat pembangkit ini bisa beroperasi penuh tahun 2007, sehingga kehandalan sistem listrik Jawa-Bali lebih terjamin dibandingkan 2006. "Namun, pada tahun 2008, tidak ada lagi tambahan pasokan daya dari pembangkit baru, sehingga sistem Jawa-Bali terancam krisis," katanya.Kehandalan sistem mulai terjamin kembali tahun 2009 setelah beroperasinya pembangkit dalam program percepatan (crash program) 10.000 MW"Setelah 2009, sistem Jawa-Bali terjamin kehandalannya karena mulai beroperasinya 10 pembangkit dengan total daya 6.900 MW yang masuk crash program 10.000 MW," katanya.PLN kini hanya berharap pasokan energi primer khususnya gas dan BBM tidak mengalami gangguan pada tahun 2008.Fahmi juga mengatakan, saat ini, kapasitas daya terpasang Jawa-Bali mencapai sekitar 19.000 MW dengan beban puncak 15.300 MW."Kapasitas terpasang itu sering kali berkurang karena pembangkit memasuki masa perawatan, mengalami gangguan pasokan energi primer dan kerusakan," katanya.Setiap tahun, lanjutnya, tambahan pasokan daya di wilayah Jawa-Bali bertambah 6-7 persen atau sekitar 1.000 MW.Khusus di wilayah Jakarta dan sekitarnya, tambahan daya mencapai 600 MW per tahun, dengan 70 persennya buat memenuhi kebutuhan industri dan bisnis,sisanya 30 persen rumah tangga. (mar/ir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads