.webp)
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, proses modifikasi ini akan terus berlanjut sampai tuntas untuk seluruh gerbong kereta ekonomi kyrsi tegak tersebut. Pasalnya, menurutnya kereta berkursi tegak itu kurang manusiawi.
"Itu akan terus berlangsung. Karena kita melihat itu tidak manusiawi. Bayangkan yang masa kita waktu kecil dulu (duduk tegak), sampai sekarang juga begitu. Padahal kan pendapatan masyarakat makin tinggi, kapasitas belinya juga makin tinggi," kata Didiek, ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).
KAI sendiri mencatat, total sudah ada 12 gerbong kereta ekonomi yang dimodifikasi sepanjang 2023. Didiek menekankan, pihaknya tidak membeda-bedakan ekonomi dan kelas lainnya sehingga harapannya kenyamanan bisa didapatkan oleh seluruh pengguna KA. Di sisi lain, modifikasi ini akan membuat harga tiket ekonomi naik.
"Kita mendengar, kalau masyarakat mengeluh itu apa yang mereka sampaikan. Saya sering ke lapangan, saya suka nanya kan, ini kalau misalnya new gen kira-kira naiknya (harga) sampai berapa. Survei itu kan survei langsung.
Sementara itu, Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Joni Martinus menjelaskan, 12 gerbong KA ekonomi yang telah dimodifikasi merupakan bagian dari trainset KA Jayabaya relasi Pasar Senen-Malang pp.
Rinciannya, dalam satu rangkaian KA Jayabaya, terdapat 5 kereta ekonomi. Total terdapat dua rangkaian KA Jayabaya yang dimodifikasi, sehingga ada 10 kereta ekonomi yang digunakan. Sedangkan 2 lainnya sebagai cadangan.
"Pada 2024 nanti KAI memprogramkan memodifikasi 60 kereta ekonomi new generation. Untuk peruntukan digunakan pada KA apa, kami masih mengkajinya," ujar Joni.
"Untuk pekerjaan modifikasi kereta sisanya (lainnya) juga masih dalam kajian manajemen," sambungnya. (shc/fdl)
