Nilai Kemitraan PT TPL Capai Rp 662,7 Miliar

Nilai Kemitraan PT TPL Capai Rp 662,7 Miliar

- detikFinance
Jumat, 24 Nov 2006 02:30 WIB
Medan - Nilai kemitraan industri PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) dengan para rekanan lokal untuk periode Januari-Juni 2006 mencapai Rp 75,72 miliar. Angka itu sekaligus memperbesar nilai kemitraan industri pulp satu-satunya di Sumatera Utara (Sumut) itu menjadi Rp 662,7 miliar sejak reoperasional tahun 2003. Nilai kemitraan itu merupakan hasil transaksi TPL dengan 351 perusahaan rekanan yang menjadi mitra usahanya baik di pabrik di Porsea maupun di lingkungan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang tersebar di beberapa kabupaten.Namun jumlah itu belum termasuk puluhan rekanan yang bekerja di areal HTI pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). "Dari 10 jenis pekerjaan yang dimitrakan kegiatan tebang-tanam-rawat mencapai nilai tertinggi yakni Rp 26,5 miliar dan untuk pertama kali mampu melampaui nilai kegiatan angkutan bahan baku dan produksi yang mencapai Rp 26,2 miliar," kata Humas TPL Chairuddin Pasaribu dalam keterangan persnya yang diterima detikcom di Medan, Kamis (23/11/2006).Pada urutan ketiga tertinggi, kata Chairuddin Pasaribu, adalah kegiatan pemasokan bahan baku (PIR) dan bahan penolong. Nilainya yakni Rp 12,7 miliar, disusul perawatan jalan senilai Rp 5,3 miliar. Pekerjaan lainnya meliputi pekerjaan sipil, jasa cleaning service dan pengerahan tenaga kerja lokal, pemasokan alat-alat kantor serta perbengkelan umum. Para rekanan TPL menangani pekerjaan di bidang-bidang tanam, rawat, tebang deforestry sebanyak 200 perusahaan, transportasi 66 perusahaan dengan 608 truk angkutan bahan baku kayu dan pulp, pemasokan bahan penolong gambut dan cangkang kelapa sawit untuk dijadikan bahan bakar boiler 22 perusahaan, pemasokan material bangunan 6 rekanan, jasa borongan 10 rekanan, perawatan rumah 13 rekanan, penyedia tenaga kerja 20 rekanan dan jasa cleaning service 14 rekanan. "Seluruh perusahaan mempekerjakan sekitar 6.000 orang," kata Chairuddin. Kemitraan usaha merupakan salah satu dari enam butir komitmen TPL ketika dioperasikan kembali 2003. Tujuannya untuk membuka akses luas bagi masyarakat lokal untuk ikut mendukung proses produksi sekaligus untuk memastikan sebagian biaya operasional pabrik dapat tetap tinggal dan beredar di tengah-tengah masyarakat. (rul/fjr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads