McDonald's Malaysia Dikecam Gara-gara Gugat Aksi Boikot Produk Pro Israel

McDonald's Malaysia Dikecam Gara-gara Gugat Aksi Boikot Produk Pro Israel

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 03 Jan 2024 22:19 WIB
Kota Kinabalu, Malaysia - October 05, 2017: McDonalds logo against sky. McDonalds Corporation is the worlds largest chain of hamburger fast food restaurants.
Ilustrasi.Foto: Getty Images/Cn0ra
Jakarta -

Pemegang lisensi restoran cepat saji McDonald's di Malaysia, Gerbang Alaf Restaurants, menggugat aksi boikot yang menyasar produk-produk terafiliasi Israel. Menurut perusahaan tersebut gerakan yang diinisiasi BDS Malaysia ini telah menyebarkan pernyataan palsu yang menimbulkan kebencian publik terhadap merek McDonald's.

Melansir dari SCMP, Rabu (3/1/2024), McDonald's merupakan salah satu merek restoran cepat saji yang terpukul akibat gerakan boikot produk pro Israel. Termasuk di antaranya yang terdampak adalah jaringan McDonald's di Malaysia, meski bersikeras mengaku tidak memiliki hubungan apapun dengan Israel.

Merek ini menjadi sasaran boikot secara global usai salah satu pewaralabanya menyediakan makanan gratis kepada tentara Israel tidak lama setelah Hamas melancarkan serangan pertama pada 7 Oktober 2023 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu Gerbang Alaf Restaurants pun mengajukan gugatan pada 19 Desember 2023 di pengadilan Kuala Lumpur. Dalam gugatan itu perusahaan menuntut ganti rugi sebesar US$ 1,31 juta atau setara dengan Rp 20,27 miliar (kurs Rp 15.480 per dolar AS).

Namun ternyata, langkah untuk menuntut gerakan boikot ini membuat McDonald's dikecam warga Malaysia di media sosial. Sebagian besar warga Malaysia mengatakan gerakan boikot tersebut merupakan pilihan pribadi dan kebebasan konsumen dalam memilih produk yang akan dibeli.

ADVERTISEMENT

"Memboikot perusahaan seperti ini adalah pilihan pribadi dan terserah konsumen masing-masing. Meskipun demikian, siapa pun yang memiliki pemikiran yang benar pasti akan memboikot (McDonald's)," Kata Sheryl Ho dari Partai Muda sebagaiman dikutip dari SCMP.

Senada dengan Sheryl, banyak warga Malaysia lain yang mengatakan keputusan mereka untuk memboikot berasal dari hati nurani sendiri atas apa yang mereka lihat terjadi di Gaza dan bukan merupakan hasil dari seruan untuk memboikot.

"McDonald's telah kehilangan pelanggan seumur hidup, bukan hanya karena boikot ini", kata salah satu netizen Malaysia di sosial media X.

Di luar itu ada juga warga Malaysia yang menyoroti isi gugatan perusahaan yang meminta US$ 326.000 (Rp 5,04 miliar) dari BDS Malaysia sebagai kompensasi atas pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan McD akibat aksi boikot selama tiga bulan terakhir.

"Mereka memberhentikan staf mereka untuk menghemat biaya dan mereka membuat orang lain membayarnya?" ungkap tanya pengguna X lainnya, Syafiq Fadli.

(hns/hns)

Hide Ads