Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, membenarkan bahwa harga sampai sempat melambung tinggi beberapa minggu terakhir. Menurutnya, ada satu penyebab harga cabai sempat tembus sampai Rp 120 ribu per kilogram.
"(itu karena) Musiman, karena biasanya Desember panen kurang (akibat jarang) musim hujan jadi harga naik," ucap Zulhas, sapaannya, di Pasar Palmerah, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2023).
Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa harga cabai kini sudah terkendali. Di Pasar Palmerah, harga cabai kini berkisar di angka RP 70.000/kg dan Rp 80.000/kg, turun signifikan dari harga tiga minggu lalu yang menyentuh Rp 120.000/kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di beberapa daerah di jawa itu saja sudah Rp 40 ribuan per kilo. Sumatera juga murah sekali karena Aceh panen raya di tingkat petani Rp 15 ribu, itu rugi ya. Di Aceh cabe (harganya)Rp 25 ribu," jelasnya.
Zulhas mengatakan hargai cabai menurun karena sejumlah daerah penghasil mulai panen, rata-rata harga berkisar di angka Rp 25.000/kg dan Rp 20.000/kg. Namun, Zulhas mengakui persoalan logistik dan biaya transportasi masih jadi faktor utama penentu harga cabai. Ia mengatakan sedang berkoordinasi dengan sejumlah Pemerintah Daerah penghasil untuk menuntaskan masalah itu.
"Oleh karena itu di beberapa daerah (kami minta) bupati bisa turun tangan, subsidi transport (biar cabai) bisa jualan ke jawa untungnya kan besar sebetulnya, karena di tempat asal Rp 20 ribu - Rp 25 ribu. Nah memang transportnya itu karena harus pesawat. Contohnya kalau Aceh ke sini pake bus atau truck nggak mungkin, busuk dia," imbuhnya.
Sebelumnya, sejumlah pedagang di pasar di Pasar Serdang Kemayoran, Jakarta Pusat, mengatakan bahwa harga cabai masih menyentuh angka Rp 100.000/kg. Salah satu pedagang cabai, Gun menyebut harga cabai ini stabil. Bahkan sebelumnya pernah mencapai Rp 120.000/kg.
"Cabai rawitnya masih Rp 100.000/kg. Ya harganya segini aja, tadinya kan Rp 120.000/kg," kata Gun kepada detikcom, Rabu (3/1/2024).
(rrd/rir)