Japan Airlines (JAL) memperkirakan kerugian akibat insiden tabrakan dengan pesawat penjaga pantai tembus US$ 104,81 juta, atau sekitar Rp 1,62 triliun (kurs Rp 15.500). Insiden itu terjadi pada hari Selasa kemarin di bandara Haneda Tokyo.
Dikutip dari Reuters, Kamis (4/1/2023), total kerugian itu bakal ditanggung pihak asuransi. Japan Airlines juga sedang menghitung dampak insiden terhadap pendapatan tahunan perusahaan yang berakhir 31 Maret.
Perusahaan asuransi asal Amerika Serikat (AS), AIG disebut sebagai pihak yang memberikan polis "all-risk" senilai US$ 130 juta untuk pesawat Airbus A350. Pesawat itu hangus dan hancur akibat kebakaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Aviation Safety Network ini merupakan kerusakan pertama pada lambung pesawat model Airbus A350 yang terjadi secara global. Jenis ini sebagian besar terbuat dari komposit karbon dan mulai digunakan secara komersial pada tahun 2015.
Adapun seluruh penumpang pesawat JAL yang berjumlah 379 orang berhasil dievakuasi. Sementara lima dari enam awak pesawat Penjaga Pantai dilaporkan tewas.
Berdasarkan transkrip menara kontrol, pihak berwenang Jepang menjelaskan pesawat JAL telah mendapat izin untuk mendarat. Namun pesawat penjaga pantai belum diizinkan lepas landas.
Pihak berwenang mulai melakukan penyelidikan atas keadaan di sekitar lokasi kecelakaan. Salah satunya soal bagaimana kedua pesawat berakhir di landasan yang sama.
Simak Video 'Kunci Keberhasilan Evakuasi Penumpang Japan Airlines JAL-516 Menurut Pakar Aviasi':