Tabrakan kereta yang terjadi KA Turangga dan Commuter Line Bandung Raya menjadi pelajaran penting bagi sektor transportasi Indonesia. Kecelakaan ini terjadi di Km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur - Stasiun Cicalengka, Jawa Barat.
Oleh karena itu, sejumlah hal perlu dilakukan sehingga masalah serupa tidak terulang.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menerangkan, jalur kereta tersebut masih tunggal (single track). Oleh karena itu perjalanan kereta api dua arah harus berjalan bergantian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, pembangunan jalur ganda (double track) tengah dikerjakan Balai Perkeretaapian Jawa Barat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Pembangunan jalur ganda ini ditargetkan rampung tahun 2024, sehingga sekarang pengerjaan jalur ganda belum rampung.
"Lintasan ini tergolong ramai, dalam keseharian dilintasi 60 commuter line dan 22 KA jarak jauh. Di masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 ada penambahan 4 perjalanan KA jarak jauh, sehingga total 26 KA jarak jauh melintas setiap hari," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (7/1/2024).
Terangnya, di tengah tingginya perjalanan KA di lokasi ini, sistem persinyalan di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur rupanya berbeda. Sinyal di Stasiun Cicalengka masih menggunakan sinyal blok mekanik, sedangkan sinyal di Stasiun Haurpugur berupa sinyal elektrik. Perbedaan model persinyalan ini akan membedakan cara pengoperasiannya.
"Makanya, petugas pengatur perjalanan KA (PPKA) akan mengatur perjalanan KA di dua stasiun ini harus memiliki keterampilan mengoperasikan persinyalan yang berbeda ini," tambahnya.
Di jalur rel tunggal, sinyal menandakan kereta boleh atau tidak boleh melintas setelah dipastikan bahwa petak jalan yang akan dilintasi kereta itu dirasa aman. Karena jalur tunggal akan digunakan bergantian perjalanan kereta api dengan dua arah yang berbeda. Oleh sebab itu, PPKA harus memastikan bahwa tidak ada KA lain di petak jalan itu sebelum memberikan sinyal aman bagi KA yang akan melintas.
Data dari Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Barat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, terkait dengan jalur tunggal pada lokasi kecelakaan itu, sejatinya tengah merencanakan pengerjaan jalur ganda pada perlintasan tersebut. Proyek ini bagian dari upaya peningkatan jumlah jalur kereta api di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Proyek rel ganda itu membentang sejauh 23 kilometer dan terbagi ke dalam dua tahap.
Tahap I terbentang mulai dari Gedebage-Cimekar-Rancaekek-Haurpugur sejauh 14 kilometer dan tahap II sepanjang 9 kilometer yang terbagi dua rute, yakni dari Kiaracondong-Gedebage dan Haurpugur-Cicalengka. Pengerjaan proyek ini dilakukan tahun jamak (multi year).
"Sayangnya, belum usai proyek ini terwujud, rute Haurpugur-Cicalengka telah menelan jatuhnya korban akibat tabrakan antar KA," ujarnya.
Pengerjaan berupa penataan emplasemen, pengembangan stasiun, sky bridge, pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi di 13 stasiun, yaitu Stasiun Padalarang, Stasiun Gadobangkong, Stasiun Cimahi, Stasiun Cimindi, Stasiun Andir, Stasiun Ciroyom, Stasiun Bandung, Stasiun Kiaracondong, Stasiun Gedebage, Stasiun Cimekar, Stasiun Rancaekek, Stasiun Haurpugur, dan Stasiun Cicalengka.
Selain itu dilakukan penanganan perlintasan sebidang Padalarang - Bandung di tiga lokasi, yakni JPL 150A Jl Baru Munajan, Pusdikpom, JPL 154 Jl Raya Cimindi, Cimindi dan JPL 157B Jl Arjuna, Ciroyom. Pengerjaan rel ganda (double track) Padalarang - Bandung - Cicalengka upaya peningkatan kapasitas lintas sebagai persiapan pendukung rencana elektrifikasi jalur KA antara Padalarang - Cicalengka dengan menata emplasemen stasiun dan pembangunan stasiun dan pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi, serta penanganan perlintasan sebidang sebanyak 12 lokasi.
Lebar jalan rel yang digunakan 1.067 mm, jenis rel R-54, gradien maksimum 10β°, radius minimum 800 meter, jembatan bentang lebih 10 meter sebanyak 12 unit dan menggunakan metode konstruksi timbunan dan galian.
Nantinya waktu tempuh commuter line Bandung Raya sekitar 35 menit dengan headway 35 menit yang melintas Padalarang - Gadobangkong - Cimahi - Cimindi - Andir - Ciroyom - Bandung PP.
Disamping itu, ada kereta feeder kereta cepat Whoosh Padalarang - Cimahi - Bandung melaju 90 km per jam dengan waktu tempuh 22 menit, headway 20 menit dan waktu integrasi kereta cepat Whoosh - KA Feeder kisaran 6 - 7 menit.
(acd/rrd)