Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok (supply chain) perikanan dunia. Salah satunya melalui kerja sama pengembangan budi daya lobster dengan Vietnam untuk kepentingan nasional.
"Kita harus belajar. Sebagai negara tetangga, saya katakan kita harus bisa menjadi bagian dari global supply chain kalau misalnya Indonesia-Vietnam nyatu. Vietnam hebat, tarif masuk (produk perikanan) ke Eropa 0 persen, nilai ekspornya di atas US$ 10 miliar. Kita masih belum," ungkap Trenggono dalam keterangan tertulis, Kamis (11/1/2024).
"Ini kalau kita bersama-sama, barengan, saya katakan sama Vietnam, kita akan jadi jagoan di kawasan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trenggono mengungkapkan dirinya bertolak ke Vietnam mendampingi Presiden Joko Widodo. Kunjungan ke Vietnam ini meliputi agenda kerja sama perikanan, termasuk soal pengembangan budidaya lobster di Indonesia.
Ia memaparkan KKP dengan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam tahun lalu telah menandatangani kerja sama perikanan. Adapun melalui kunjungan kenegaraan kali ini, ia berharap realisasi kerja sama bisa segera dilakukan.
"Malam ini saya pergi ke sana mendampingi Bapak Presiden, pertama kerja sama soal sektor perikanan. Jadi umum. Terus kemudian yang kedua salah satunya untuk melanjutkan, jadi mempercepatlah karena MoU-nya sudah ditandatangani. Jadi kita tinggal peresmian daripada penandatangan MoU sektor perikanan itu. Lobster, BBL salah satunya ada di dalam perjanjian itu," papar Trenggono.
Lebih lanjut, Trenggono menilai kerja sama dengan Vietnam akan mendorong tumbuhnya hilirisasi sektor perikanan di Indonesia, termasuk untuk komoditas lobster. Hal ini juga mendorong transfer teknologi dan etos kerja, sehingga meningkatkan kemampuan para pembudi daya lobster di dalam negeri.
Namun, ia mengakui masih ada sejumlah kendala pengembangan budidaya lobster di Indonesia. Misalnya, persoalan pakan hingga teknologi budidaya yang masih sangat tradisional.
Dengan kerjasama ini, Trenggono meyakini dapat menemukan solusi dari persoalan tersebut dan benih bening lobster (BBL) tidak lagi menjadi komoditas penyelundupan yang mengakibatkan kerugian negara.
"Kalau kita barengan, kita bisa dapat transfer etos kerja yang baik. Rasanya kita bisa di situ," pungkas Trenggono.
(ega/ega)