Laporan dari Tokyo
Jepang Danai Mega Proyek MRT
Selasa, 28 Nov 2006 16:30 WIB
Jakarta - Jepang akan mendanai mega proyek Jakarta Mass Rapid Transit System (Proyek MRT Jakarta). Pada tahap awal Jepang memberikan pinjaman sekitar US$ 17,5 juta untuk engineering design.Selanjutnya, pinjaman Jepang diberikan untuk konstruksi proyek itu sendiri yang jumlahnya akan mencapai US$ 800 juta.Bantuan pinjaman Jepang senilai US$ 17,5 juta tersebut dalam mata uang yen, nilainya setara 1,869 miliar yen Jepang.Seperti dilaporkan wartawan detikcom Nurul Qomariyah dari Tokyo, penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dan Menlu Jepang Taro Aso di Hotel Imperium, Tokyo, Jepang, Selasa (28/11/2006).Menteri Perhubungan Hatta Rajasa yang menyaksikan penandatangan MoU ini memaparkan, ada dua dokumen yang ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Jepang dalam proyek MRT ini.Pertama, exchange note yang baru ditandatangani berupa engineering design senilai US$ 17,5 juta. Kedua, yang akan ditandatangani adalah berupa loan agreement, menyangkut konstruksi proyek itu yang kira-kira berjumlah US$ 800 juta."Jadi bukan lagi MoU, tapi sudah loan agreement. Dengan demikian bisa kita pastikan proyek ini akan dibiayai oleh pemerintah Jepang," ujar Hatta. Menurut Hatta, setelah loan agreement, Departemen Perhubungan akan segera mempersiapkan pelaksanaan tender pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan studi desain. "Kemudian berikutnya setelah selesai studi itu, akan dilanjutkan dengan pembangunan konstruksinya mungkin sekitar akhir 2008, atau permulaan 2009 kita membangun konstruksinya," papar Hatta.Pinjaman dari Jepang ini menurut Hatta, berupa pinjaman Official Development Assistant (ODA) yang tight loan. "Ini sesuai dengan record of discussion yang dikembangkan dengan pihak Japan Bank for International Cooperation (JBIC)," katanya."Antara Dephub dengan JBIC akan ada semacam pemahaman atau kesepakatan bersama. Skemanya 30 persen nanti itu dari total proyek adalah Jepang, 30 persen porsinya Indonesia, sedangkan 40 persen ditenderkan," lanjut Hatta. Dengan demikian, meski pinjaman ini tight loan, tapi bisa dipastikan porsi lokal konten akan sangat besar. Untuk konten lokal ini jumlahnya akan berpulang dari seberapa jauh perusahaan nasional atau swasta nasional atau BUMN bisa mengerjakanporsi-porsi tersebut.Jangka waktu dan persyarakatan pinjaman adalah tingkat bunga 0,40 persen per tahun. Masa pembayaran kembali 30 tahun termasuk 10 tahun masa tenggang.Mengenai pembagian tugas dengan Pemda DKI Jakarta, menurut Hatta, nantinya pemda yang akan mengerjakan semua. "Operatornya adalah nanti semua pemda, atau user-nya adalah Pemda," tukas Hatta. MRT ini menurut Hatta, berbentuk subway dan elevated. Tahap pertama, panjangnya sekitar 17 km dari Lebas bulus sampai ke Bundaran HI atau Dukuh Atas dari Lebak Bulus. Tahap keduanya, Dukuh Atas sampai ke Kota. Sehingga nantinya jalur ini akan terhubung dengan sistem transportasi yang lain seperti railway Jabotabek, Serpong Line maupun monorel. Bentuk MRT itu sepanjang 4 km itu berupa subway yang ada dibawah tanah, sedangkan sisanya berupa elevated yang di atas.
(ir/asy)