Hilirisasi menjadi salah satu program andalan yang diusung oleh Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto. Ia optimistis, hilirisasi akan berkontribusi dalam membantu UMKM naik kelas.
Menurutnya, inti masalah dari pengembangan UMKM di Tanah Air adalah kurangnya kehendak politik atau political will. Apabila ada kehendak politik, maka ada prioritas untuk mengalokasikan sumber dayanya.
"Sekali lagi ini berhubungan lagi dengan hilirisasi. Dengan hilirisasi kita bisa dapat nilai tambah," kata Prabowo dalam Dialog Capres bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dengan nilai tambah yang dihasilkan dari hilirisasi, penerimaan pemerintah akan bertambah menjadi berkali-kali lipat. Dengan demikian, pemerintah bisa mengalokasikan lebih banyak untuk kredit UMKM.
"Dengan nilai tambah, tentunya penerimaan pemerintah tambah. Penerimaan pemerintah tambah dengan political will, alokasi lebih banyak untuk kredit mikro kredit kecil dan sebagainya," jelasnya.
Di samping itu, menurutnya Indonesia perlu langkah berani dalam mewujudkan hal itu. Apalagi berkaca dengan nilai belanja negara RI terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 17%, termasuk yang terendah di antara sebagian besar negara di dunia.
"Pembelanjaan. Ini perlu keberanian lagi, perlu kehendak lagi. Sebagaimana saya katakan, kita sekarang pembelanjaan kita 17% dari PDB, sedangkan India 28%, Turki 28%, Meksiko juga kalau nggak salah di atas 25%, tetangga-tetangga kita seperti itu," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa Indonesia perlu mengambil langkah berani tersebut. Namun dengan catatan, pengelolaan dilakukan secara prudent dan digunakan untuk produktivitas.
"Dengan itu, kita bisa punya sumber daya lebih. Punya uang lebih, untuk tadi membantu UMKM dan juga untuk memberi dorongan, memberi kredit. Untuk perusahaan-perusahaan besar bisa muncul bersaing di tingkat global," pungkasnya.
(shc/ara)