Kala Prabowo Ungkit Ulah IMF 'Preteli' Bulog: Sudah Baik Kenapa Dibongkar?

Kala Prabowo Ungkit Ulah IMF 'Preteli' Bulog: Sudah Baik Kenapa Dibongkar?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 13 Jan 2024 06:17 WIB
Prabowo Subianto
Prabowo Subianto/Foto: Ilyas Fadilah
Jakarta -

Calon Presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto mengungkit peran International Monetary Fund (IMF) yang mempreteli Perum Bulog pada masa orde baru. Padahal peran Bulog di masa kepemimpinan Presiden Soeharto dinilainya sudah baik.

Saat itu Bulog disebut berhasil mengendalikan harga pangan baik di level petani maupun konsumen. Sayangnya pengelolaan yang sudah baik itu malah dibongkar, dan Indonesia menyerah pada IMF.

"Jadi makanya pengelolaan yang sudah baik di zaman Pak Harto kenapa dibongkar. Yang bener waktu itu Bulog melaksanakan suatu operasi, operasi pengendalian. Kalau harga untuk petani kurang baik, bisa dikendalikan, tapi konsumen di kota juga dijaga. Tapi waktu itu kita menyerah kepada IMF," katanya dalam Dialog Bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam catatan detikcom, pasca-krisis 1998, peran Perum Bulog sebagai stabilisator harga sembilan bahan pokok (sembako) dipreteli IMF sebagai kreditur utang Indonesia.

Awalnya, kata dia, pemerintah percaya jika IMF cinta kepada Indonesia. Meskipun anggapan itu adalah salah karena semuanya berujung pada kepentingan kelompok.

ADVERTISEMENT

"Kita percaya bahwa mereka cinta sama kita, padahal tidak ada. Dalam hubungan antara negara tidak ada rasa cinta, yang penting adalah kepentingan mereka. Kalau kita ambruk, nggak ada urusan lagi mereka," sebutnya.

Meski begitu Prabowo menegaskan dirinya tidak anti dengan Barat. Ia mengaku cinta kepada Barat meski kerap mendapat imbal balik yang berbeda.

"Saudara-saudara saya bukan anti Barat, saya sebetulnya sangat cinta sama Barat. Masalahnya kadang-kadang Barat tidak cinta sama kita, itu masalahnya. Aku suka makan Burger King. Kadang-kadang mereka yang nggak peduli sama kita," imbuhnya.

Bagaimana Bulog di Orde Baru? Cek halaman berikutnya.

Bulog di Era Orde Baru

Sebelumnya, pada era Orde Baru, Bulog sebagai state trading enterprise (STE) yang dinotifikasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Bulog memiliki hak istimewa dengan menjadi pemegang monopoli atas kebutuhan pokok (sembako) di dalam negeri.

Namun semenjak IMF menjadi kreditur utang Indonesia, kewenangan Bulog terpangkas, setelah Letter of Intent (LoI) antara IMF dengan Pemerintah Indonesia 1998 ditandatangani status STE Bulog dihapus. Kewenangan Bulog hanya sebatas beras saja, dalam LoI yang ditandatangani 20 Januari 2000.

Pada kesempatan itu Prabowo juga membahas masalah regenerasi petani di Indonesia. Menurutnya banyak anak muda enggan jadi petani karena melihat orang tuanya tidak untung dan hidup susah.

"Kenapa berkurang petani, karena anak-anak muda melihat bapaknya tidak untung. Hidupnya susah. Nilai tukarnya tidak cocok dan bahwa neoliberal ini membuat anaknya petani sulit dapat the basic services saja, sekolah bagus," ujarnya.

Prabowo menegaskan petani harus dibantu agar hidupnya makmur sehingga anaknya mau bekerja di bidang itu. Ia lalu membandingkan kesejahteraan petani di Indonesia dengan Jerman.

Menurut Prabowo meski petani di Jerman tinggal ke desa yang bau kotoran hewan, tapi mereka memiliki rumah yang bagus. Hal ini berdasarkan pengalamannya langsung pergi ke Jerman.

"Seperti petani di Jerman, dan di mana-mana, dia kerja di ladang sore, dia naik mobil. Dia ke disko malam-malam. Saya pernah ke desanya Jerman, bau tahi sapi tapi mobilnya golf. Rumahnya bagus," ujarnya.

"Sore-sore dia udah langsung ganti baju malam-malam dia dansa di disko. Anak-anak muda mau jadi petani di Jerman, kita harus bikin anak-anak muda Indonesia mau jadi petani di Indonesia," pungkasnya.


Hide Ads