Jokowi Mau RI Tiru Vietnam-China, Perusahaan Punya Ribuan Periset

Jokowi Mau RI Tiru Vietnam-China, Perusahaan Punya Ribuan Periset

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 15 Jan 2024 11:05 WIB
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara Pembukaan Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Graha Unesa Kampus II, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, pada Senin, 15 Januari 2024.

(Foto: Vico - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara Pembukaan Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Graha Unesa Kampus II (Foto: Vico - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku takjub dengan apa yang dia temukan di Vietnam dan China. Dari dua negara tersebut, Jokowi menemukan banyak perusahaan swasta besar yang berinvestasi besar pada riset dan pengembangan (research and development/R&D) teknologi.

Banyak perusahaan di Vietnam dan China yang memiliki ribuan periset dan peneliti. Padahal, perusahaan-perusahaan ini bukan milik negara alias sepenuhnya swasta.

Di Vietnam, ada satu perusahaan memiliki peneliti 2.400 orang, sementara di China ada perusahaan yang penelitinya sampai 24.000 orang. Praktik semacam ini menurut Jokowi harus bisa diterapkan di Indonesia juga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kemarin di Vietnam dapatkan informasi ada satu perusahaan di sana RND-nya memiliki 2.400 peneliti, ini swasta. Termasuk Tiongkok (China) juga sama, ada yang satu perusahaan yang saya tahu ada yang memiliki 24 ribu periset," papar Jokowi dalam sambutannya di acara Konvensi dan Temu Tahunan Forum Rektor Indonesia, disiarkan virtual, Senin (15/1/2024).

"Sebegitu mereka sangat menghargainya yang namanya riset," lanjutnya.

Di Indonesia, menurut Jokowi, saat ini sedang fokus mengembangkan ekonomi hijau dan biru. Maka dari itu penemuan teknologi baru harus didorong melalui riset dan pengembangan. Kalau perlu riset yang dilakukan secara mandiri oleh berbagai perusahaan.

ADVERTISEMENT

"Kita tahu kesempatan kita peluang kita untuk kembangkan ekonomi hijau dan biru, maka perlu penemuan teknologi," sebut Jokowi.

Jokowi memaparkan Indonesia butuh teknologi pertanian pintar atau smart farming hingga teknologi nelayan pintar atau smart fisheries. Indonesia juga perlu teknologi bioenergy ataupun baterai kendaraan listrik sebagai pemenuhan energi.

Lalu untuk pengembangan industri hijau, Indonesia juga butuh teknologi fast computing, fast analysis, dan segala macam teknologi mutakhir lainnya.

(hal/ara)

Hide Ads