Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan menyetop impor beras asalkan produksi beras mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Arief mengatakan seperti penjelasan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, pemerintah tengah menggenjot produksi dengan percepatan tanam di atas 1 juta hektare (ha) lahan sebulan. Kemudian, jika ditarget tanam pada 1,7 juta ha luas lahan dan produksi meningkat, maka pemerintah akan setop impor.
"Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, apabila yang ditanam lebih dari 1 juta hektar, Insyaallah ya panennya akan 2,5 juta ton lebih. Itu kebutuhan kita sebulan. Jadi kalau pak Mentan sampaikan sudah di atas 1,3 juta ha. Kita setop impor," ungkap Arief ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, kemarin, dikutip Kamis (18/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tahun 2024, pemerintah mengeluarkan kuota untuk impor beras sebanyak 2 juta ton. Impor ini dilakukan untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP). Cadangan ini harus ada untuk kondisi darurat saat produksi menurun, harga naik, dan intervensi stok kepada masyarakat.
Impor sendiri akan dilakukan jika memang kondisi produksi dalam negeri kurang dari kebutuhan masyarakat. Contohnya memenuhi kebutuhan pada awal 2024 ini yang diprediksi akan desifit 2,8 juta ton. Karena pada awal tahun, merupakan masa tanam bukan panen.
"Pak Presiden mengizinkan tahun 2024 ini 2 juta. Januari-Februari kita akan defisit (produksi beras) 2,8 juta ton," jelas Arief.
Arief berharap hasil tanam pada Desember 2023 dan awal 2024 ini akan menghasilkan produksi beras yang cukup untuk kebutuhan Maret, April, Mei 2024. Begitu juga masa tanam bulan-bulan selanjutnya.
"Jadi kita akan hitung sama-sama mudah-mudahan setelah Maret, April, Mei apa yang ditanam pak Mentan (menghasilkan)," terang Arief.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pada Desember telah menyelesaikan masa tanam pada 1,5 juta ha lahan padi. Hasil tanam ini akan menghasilkan untuk bulan Maret 2024 dengan target produksi 3 juta ton.
"Desember 1,5 juta memenuhi satu bulan ya, satu tahun hanya satu bulan Maret 3 juta produksi, jadi aman," jelas dia.
Kemudian pada Januari, Amran menargetkan untuk tanam padi pada 1,7 juta ha. Dengan begitu, produksi pun akan meningkat untuk kebutuhan bulan April dan seterusnya. Proses ini akan berlanjut pada bulan-bulan berikutnya.
"Januari ini kejar jangan di bawah 1,5 juta. Kami target 1,7 juta jadi tiga bulan ke depan kita sudah produksi. Tidak kekurangan. Tiga bulan ke depan atau lebih itu jadi aman," pungkasnya.
(ada/das)