Sri Mulyani-Basuki Dibujuk Mundur dari Kabinet Jokowi, Istana Buka Suara

Sri Mulyani-Basuki Dibujuk Mundur dari Kabinet Jokowi, Istana Buka Suara

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 18 Jan 2024 15:53 WIB
Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana/Foto: Isal Mawardi/detikcom
Jakarta -

Ekonom senior Faisal Basri mengajak sejumlah menteri mundur dari Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono disebut menjadi nama-nama yang paling siap mundur.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana angkat bicara soal isu ini. Dia menyatakan sampai sekarang seluruh kabinet masih kompak dan solid untuk membantu pekerjaan Presiden Jokowi hingga akhir masa jabatan tahun ini.

"Seluruh menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya," ungkap Ari kepada wartawan, Kamis (18/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal bujukan-bujukan mundur yang muncul menurutnya tanyakan langsung saja ke pihak yang melontarkan isu tersebut.

"Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan, tanyakan saja ke pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut," ujar Ari.

ADVERTISEMENT

Faisal Basri sendiri mengatakan bujukan mundur ke menteri Kabinet Indonesia maju diungkapkan karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap terkesan berpihak kepada pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Saya ngobrol-ngobrol kan dengan petinggi-petinggi partai dan macam-macam, nah muncul katanya yang paling siap itu Ibu Sri Mulyani, Pak Basuki juga, dalam kaitannya dengan Gibran ini ya karena ini sudah beyond akal sehat begitu," kata Faisal Basri dikutip dari wawancara di program Closing Bell CNBC Indonesia.

Faisal Basri menyebut standar nilai yang mengganggu perasaan para menteri teknokrat ialah terlalu banyaknya intervensi yang masuk dalam tugas dan fungsi mereka untuk kepentingan politik tertentu. Apalagi yang terkait dengan penggunaan anggaran negara.

Lihat juga Video 'Sikap PDIP Kritik Jokowi, Tapi Ogah Tarik Menteri dari Kabinet':

[Gambas:Video 20detik]



(hal/ara)