Produksi Beras Awal 2024 Melempem, Bakal Ditambal Impor

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 18 Jan 2024 17:36 WIB
Ilustrasi beras impor. (Foto: ANTARA FOTO/FransiscoCarollio)
Jakarta -

Badan Pangan Nasional menyatakan, berdasarkan data Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras pada Januari dan Februari 2024 tercatat kurang dari kebutuhan masyarakat.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan proyeksi produksi pada awal tahun ini hanya hampir 1 juta ton per bulan. Sementara kebutuhan beras masyarakat Indonesia 2,5 juta ton sampai 2,6 juta ton.

"Jadi, angkanya dekat 1 juta ton (produksi). Padahal kebutuhan kita 1 bulan 2,5 juta sampai 2,6 juta ton. Dua bulan itu akibat El Nino ini Januari-Februari kekurangan 2,8 juta ton," ungkap Arief usai rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

Untuk menutupi kekurangan tersebut, pemerintah telah memutuskan kuota impor sebanyak 2 juta ton. Nah, kekurangan pasokan itu akan dipenuhi dari impor tersebut. Selain itu juga ada tambahan sisa impor dari 2023 yang baru akan masuk.

"Kami laporkan kepada pak Presiden, tahun lalu pak Presiden sudah menyetujui dalam rapat internal untuk melakukan importasi 2 juta ton syaratnya memang harga di tingkat petani tetap dijaga baik seperti hari ini. Tetapi kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk 2024," terang dia.

Arief mengatakan Jokowi memberikan arahan agar impor tersebut bisa masuk sebelum panen raya. "Tetapi ada catatan masuknya kalau boleh sebelum panen raya sudah harus masuk," jelasnya.

Rencananya, Indonesia mengimpor beras dari Vietnam hingga Thailand. Selain itu, Arief mengatakan pihaknya juga akan melakukan tindak lanjut rencana importasi dari China yang telah dilakukan pembicaraan antar kepala negara yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping.

"Jadi Vietnam, Thailand, kemudian tadi kami juga melaporkan akan mem-follow up beberapa sudah dilakukan Pak Presiden mulai dari China, Thailand, dan Vietnam," jelas dia.

Sebagai catatan, importasi ini dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). Karena pada awal tahun ini, produksi beras diprediksi defisit, di mana angkanya kurang dari kebutuhan masyarakat. CBP sendiri ditujukan untuk intervensi harga beras yang lagi tinggi dan pasokan yang tengah terbatas.




(ada/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork