Sekitar 4.000 pengunjuk rasa pro-Palestina di Melbourne, Australia, berunjuk rasa pada hari Sabtu dan Minggu demi menyerukan gencatan senjata di Gaza. Aksi ini dilakukan di tengah blokade yang berlangsung terhadap kapal-kapal Israel di dermaga kota.
Dikutip detikcom dari Middle East Eye, Selasa (23/1/2024), blokade di Pelabuhan Melbourne telah berlangsung lebih dari dua hari. Massa menghalangi aktivitas bongkar muat pada kapal milik Israel, menyebabkan 4 kapal kargo terdampar bersama 30 ribu kontainer di dalamnya.
Mohammed Helmy, salah satu penyelenggara protes, mengatakan bahwa aksi protes dan blokade sejauh ini efektif. Menurutnya tujuan dari aksi tersebut dimaksudkan untuk menekan pemerintah Australia agar mengambil tindakan atas kekejaman yang terjadi di Gaza akibat agresi Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah memblokir pelabuhan adalah pesan bagi pemerintah bahwa warga Melbourne tidak senang dengan kapal-kapal Zim melakukan bongkar muatan di pelabuhan Melbourne," katanya.
"Saat ini pelabuhan tersebut diblokir total untuk bongkar muat kapal, dan hal itu dimungkinkan karena dukungan serikat pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk menekan pemerintah agar mengambil tindakan dan menghentikan genosida di Gaza," imbuhnya.
Helmy mengatakan pada hari Sabtu polisi anti huru hara menggunakan semprotan merica untuk membubarkan pengunjuk rasa tetapi tidak berhasil. Secara umum protes sendiri berlangsung secara damai.
"Dengan tidak adanya agresi polisi, para pengunjuk rasa bersikap santai, ada yang bermain musik, ngobrol, ada yang membaca, bermain permainan papan atau berdoa," tambahnya.
Sejak blokade dimulai, tidak ada satu pun mesin derek muatan yang bergerak di pelabuhan. Sementara itu serikat pekerja yang ikut protes menyebut tak akan memasuki pelabuhan karena alasan keamanan.
Berdasarkan laporan 7News Australia, aksi protes menyebabkan Australia rugi jutaan dolar setiap harinya. Karena para pengunjuk rasa juga menghalangi para pekerja untuk berangkat kerja.
Beberapa pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan "halangi kapal Zim", sambil mengatakan bahwa mereka mungkin membawa senjata. Polisi Victoria mengatakan unjuk rasa awalnya dimulai di Perpustakaan Negara Bagian Victoria sebelum berlanjut ke jalan-jalan Melbourne dan kemudian menuju Gedung Parlemen.
Lihat juga Video 'Penampakan Kapal Kargo Samudera Sakti III Terbakar di Perairan Lampung':