Ini Asal-usul Warung Unik Langganan Karyawan di Kawasan Elite Jaksel

Ini Asal-usul Warung Unik Langganan Karyawan di Kawasan Elite Jaksel

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 24 Jan 2024 15:51 WIB
Warung makan unik di Jakarta Selatan
Warung makan unik di Jakarta Selatan.Foto: Ignacio Geordi Oswaldo/detikcom
Jakarta -

Sebuah warung makan di tepi Kali Mampang, Kampung Kebalen VII, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, memiliki cara yang sangat unik saat melayani pelanggannya. Berbeda dengan kebanyakan tempat makan lainnya, warung ini memanfaatkan ember yang dikerek menggunakan tali untuk mengantarkan makanan.

Warung bernuansa hijau ini menghadap tepat ke arah seberang kali Mampang, yakni Jl. Gatot Subroto No.Kav 16. Di jalan tersebut terdapat sisi belakang hotel Four Season Jakarta, perkantoran Capital Palace, dan pintu belakang Museum Satria Mandala.

Berkat lokasinya yang berada dekat dengan gedung perkantoran hingga hotel, warung ini kerap dikunjungi para pekerja saat tengah beristirahat makan. Walaupun mereka tidak bisa secara langsung mengunjungi warung itu dan hanya mengambil makanan pesanan dari dalam ember yang dikerek melintasi kali Mampang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mpok, pesan gado-gado satu," teriak salah satu pembeli di seberang warung kerek yang terlihat pada Selasa (23/1/2024) siang.

"Iya, Rp 15 ribu ya," sahut salah satu penjaga warung sembari menyiapkan pesanan yang dimintakan.

ADVERTISEMENT

Pembeli kemudian menaruh uang ke dalam ember yang sudah tergantung di seutai tali tambang, kemudian penjaga warung itu kemudian menarik ember itu melintasi kali menuju warung. Tak berselang lama pesanan dimasukkan ke dalam ember yang sama dan dikerek kembali ke pelanggan. Begitulah cara pembeli biasa memesan makanan. Tak lama berselang, .

Neneng selaku pemilik warung keret menjelaskan pada awalnya sekitar tahun 2010 tempat makan itu merupakan warung makan biasa pada umumnya. Saat itu warung makan tersebut masih menyediakan meja dan kursi untuk para pelanggan yang datang.

Para pelanggan yang sebagian besar merupakan pekerja proyek bangunan pencakar langit di daerah itu dapat mengunjungi warung melalui jembatan yang menghubungkan Jl Gatot Subroto dengan kampung Kebalen. Namun sekitar tahun 2014 jembatan itu kemudian diputus sehingga para pekerja kehilangan akses menuju warung.

"Kepikirannya (buka warung keret) karena kebutuhan ya, tadinya kan pelanggan bisa turun (dari Jl. Gatot Subroto ke warung) makan lewat sana (menunjuk ke arah sisi kali) tadinya kan ada jembatan lewat sana," kata Neneng kepada detikcom, ditulis Rabu (24/1/2024).

"Nah karena jembatan diputus ibu saya cari alternatif yang gampang (agar pelanggan tetap bisa mengunjungi warung), dia mikir ya, jalan pintasnya ya pasang ini tambang," terangnya lagi.

Sejak saat itu hingga kini warung miliknya terus menggunakan ember yang dikerek untuk mengantarkan pesanan ke seberang kali. Meski tidak bisa bertatap muka langsung dengan pelanggan, namun warung Neneng tetap ramai oleh konsumen setiap hari.

"Ramai mas, kalau pagi sekitar jam 7 itu kebanyakan security yang beli. Mungkin pas pergantian shiff yang baru datang sekalian beli untuk siang, yang baru pulang juga sekalian (beli) buat di rumah. Kalau siang ya karyawan lagi jam istirahat, nanti lagi sore biasanya cleaning service," ungkapnya.

(hns/hns)

Hide Ads