Di tengah padatnya gedung pencakar langit kota Jakarta, terdapat sebuah warung unik yang menggunakan ember yang dikerek seutas tali untuk mengantarkan makanan. Warung ini berada di tepi kali Mampang, Kampung Kebalen VII, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Warung ini harus menggunakan ember dan kerekan sebagai media pengantar makanan lantaran tidak adanya akses yang menghubungkan area perkantoran di jalan Jl. Gatot Subroto No.Kav 16 dengan tempat makan itu.
Perlu diketahui, di jalan tersebut terdapat sisi belakang hotel Four Season Jakarta, perkantoran Capital Place, dan pintu belakang Museum Satria Mandala. Karenanya saat jam tertentu banyak pekerja yang membutuhkan tempat makan untuk mengisi perut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak bisa bertatap muka secara langsung, ternyata warung kerek di tengah kawasan perkantoran elit Jaksel ini masih bisa meraup omzet yang cukup besar setiap harinya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan pemilik warung kerek, Neneng.
Ia mengaku saat hari kerja, khususnya dari Senin hingga Kamis, warung kerek tersebut bisa meraup omzet hingga Rp 1,5 juta sehari. Sedangkan saat hari Jumat dan weekend (Sabtu dan Minggu) biasanya ia masih bisa mengumpulkan sekitar Rp 700 ribu.
"Omzet bisa Rp 1,5 juta kalau lagi ramai. Kalau lagi sepi Rp 700 ribu, segitu standarnya. Ramainya kalau lagi hari kerja, Senin sampai Kamis lah. Jumat kan biasanya setengah hari pada pulang habis sholat kan," terangnya saat ditemui detikcom, ditulis Rabu (24/1/2024).
Dikarenakan posisinya yang dekat dengan perkantoran, Neneng mengaku sebagian besar pelanggannya adalah para pegawai sekitar. Karenanya warung kerek tersebut akan sangat sibuk melayani pesanan pelanggan di jam tertentu.
"Kalau pagi sekitar jam 7 itu kebanyakan security yang beli. Mungkin pas pergantian shift yang baru datang sekalian beli untuk siang, yang baru pulang juga sekalian (beli) buat di rumah. Kalau siang ya karyawan lagi jam istirahat, nanti lagi sore biasanya cleaning service," ungkapnya.
Untuk pemesanan makanan sendiri, Neneng menjelaskan tidak sedikit pelanggan yang menghubunginya secara langsung via aplikasi Whatsapp (WA) atau telepon. Dengan begitu saat pelanggan tiba makanan sudah siap untuk kemudian dikerek dari warung menyeberangi kali.
Namun tidak dipungkiri hingga saat ini masih banyak juga pelanggannya yang memilih untuk mendatangi lokasi terlebih dahulu baru memesan makanan dengan cara berteriak dari seberang kali.
"Kalau pesannya sih banyak yang dari WA atau telepon, nanti kita bikin (pesanannya) jadi pas dia datang tinggal diambil. Kan panas di situ (di pinggir Jl. Gatot Subroto) nggak ada tempat neduh," terang Neneng.
"Pas bayar biasanya baru ditaruh uangnya di dalam ember sebelum makanannya kita kirim, tapi ada juga yang transfer," tambahnya lagi.
(hns/hns)