Tom Lembong mengeluarkan pernyataan yang membuat heboh dengan menyebut sudah tujuh tahun memberikan contekan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan itu keluar dari mulut Tom Lembong usai namanya disebut-sebut oleh Cawapres Gibran Rakabuming Raka dalam Debat Cawapres.
"Saya sangat mengapresiasi ucapan mas Gibran yang berkali kali menyebut nama saya. ya tentunya selama 7 tahun saya membuat contekan dan menulis pidato, dan materi bicara bagi ayahnya, Pak Presiden," kata Tom Lembong sambil tersenyum dikutip dari CNBC Indonesia Your Money Your Vote.
Pernyataan contekan itu sontak membuat Tom Lembong mendapat berbagai balasan. Ada dua menteri yang mengkritik diksi contekan Tom Lembong tersebut, yakni Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut Keluarkan Pernyataan Pedas
Di kantornya, Kemenko Marvers, Luhut merespons pernyataan pria yang biasa disapa Tom Lembong itu soal bertahun-tahun memberikan catatan pidato kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Luhut, memberikan catatan kepada kepala negara adalah tugas seorang menteri. Ia menyebut beberapa deputinya juga kerap melakukan itu.
"Ini catatan itu ya, maaf itu bego juga yang ngomong itu. Setiap kepala negara yang saya pernah lihat ya, tidak ada pembantunya di belakang itu tidak kasih catatan-catatan. Ngingetin saya misalnya bilateral, deputi saya pasti ada aja satu dua yang berikan (catatan)," katanya Jumat kemarin.
Ia menyatakan Tom Lembong memang dibayar untuk melakukan itu. Apalagi ada bidang teknis tertentu yang hanya diketahui menteri terkait, bukan presiden.
"Ini kau dibayar untuk itu kok. Karena ada bidangmu yang presiden atau saya pun tidak tahu atau kurang tahu, supaya lebih jelas ya deputi saya kasih. 'Pak ini bapak ingat' atau dia takut saya tidak ingat. Jadi jangan merasa ge'er kalau kau kasih catatan pada presiden," tegasnya.
Bahlil Minta Tom Lembong Tak Sok Pintar
Bahlil memberikan sindiran kepada seorang mantan menteri yang bicara membuatkan pidato untuk Presiden Jokowi. Menurutnya, jika dikaitkan dengan investasi, bukan dibutuhkan pidato saja tetapi eksekusi.
"Dalam investasi ini siapa pun besok ke depan yang memimpin, kalau hanya pidato-pidato saja, ini saya pikir, dipikirkan kembali lah. Karena ini dibutuhkan eksekusi," ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023 di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu lalu.
Bahlil juga menyebut, bahwa seorang menteri memang merupakan pembantu Presiden. Oleh karena itu menurutnya jangan merasa pintar ketika memberikan konsep kepada Presiden.
"Menurut saya dalam etika birokrat, yang namanya mantan menteri itu, pembantu presiden, ya tugasnya melayani presiden. Membuat apa saja terserah dia. Jangan merasa pintar seolah-olah apa yang dibuat, dia pintar. Kadang-kadang Presiden Jokowi itu dia iya-iya saja, kadang tidak dipakai juga itu konsep," ucapnya.
(fdl/fdl)