Pernah dengar satu vila mewah yang dibangun dengan menggunakan bangkai pesawat? Vila unik tersebut merupakan Private Jet Villa yang berlokasi di puncak tebing Pantai Nyang Nyang, Bali.
Private Jet Villa merupakan salah satu hunian paling unik di dunia yang dibangun menggunakan bangkai pesawat Boeing 737-200. Tempat ini disewakan hingga US$ 6.500 atau sekitar Rp 102,5 juta per malam (kurs Rp 15.770).
Dilansir dari SCMP, Sabtu (27/1/2024), Pengembang Properti Rusia, Felix Demin, menceritakan tantangan sulit yang dihadapinya dalam mewujudkan pembangunan vila tersebut. Cerita ini ia sampaikan dalam serial televisi Inggris, Grand Designs.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide membangun vila tersebut muncul saat Demin berusia 30 tahun, tepatnya di tahun 2021 silam, saat ia menemukan sebuah Boeing 737-200 tua di sebuah tambang yang tidak jauh dari bandara di dekat rumah tinggalnya di Bali.
Pesawat tersebut merupakan milik orang Australia yang sebelumnya akan dijadikan klub malam. Setelah negosiasi dengan pemiliknya, Demin pun mendapatkan pesawat itu dan memindahkannya ke sebidang tanah sempit yang ia sewa di tebing laut, menghadap ke Pantai Nyang Nyang, pesisir selatan Bali.
Demin punya rencana besar untuk membangun vila mewah pertama di dunia dalam bangkai pesawat, lengkap dengan fitur-fitur bintang rock seperti interior serba putih, jacuzzi di kokpit, dan teras matahari terbenam di sayap yang menghadap ke laut.
Orisinalitas rencana tersebut, ditambah dengan dokumentasi drone, menunjukkan pemandangan Boeing di tebing laut yang menakjubkan, menarik perhatian media global hingga ditampilkan di ratusan majalah perjalanan dan situs web.
"Memindahkannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan memakan waktu lima hari. Kami harus mendatangkan peralatan khusus dari Jawa, truk sepanjang 16 meter, derek seberat 50 ton, dan satu lagi derek seberat 25 ton. Izin saja sudah merupakan mimpi buruk," kata Demin.
Selain itu, tantangan lain yang juga dihadapinya ialah jalanan Bali yang terbilang kecil. Sehingga, saat pengangkutan pesawat, di beberapa lokasi pihaknya harus membongkar pesawat tersebut dan memasangnya kembali.
"Semua hal lain yang pernah saya lakukan dalam bisnis sebelum ini adalah 'taman kanak-kanak' dibandingkan dengan ini," ujarnya.
Meski demikian, menurutnya peluang bisnis untuk proyek ini sangat besar. Laba dan investasinya akan sangat tinggi lantaran akan menjadi vila paling unik di dunia yang berada di ketinggian 150 meter di atas tebing tepi lautan. Ia juga sempat menyebut, vila tersebut akan menjadi yang pertama dari 30 vila jet pribadi yang ingin dia bangun di seluruh dunia.
Hingga pada akhirnya, waktu 2 tahun dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan vila itu. Demin tak merincikan anggaran yang dihabiskannya, namun anggarannya bengkak hingga US$ 1 juta atau setara Rp 15,7 miliar. Kini, keinginannya untuk membangun 29 vila lainnya sirna.
"Mewujudkan ini adalah impian saya dan saya mencapainya. Tapi itu sangat sulit dan saya tidak akan membuat yang lain," kata Demin.
Bahkan, ia juga telah menolak tawaran dari seorang miliarder di Amerika Serikat (AS) untuk membuat proyek serupa yang datang. Padahal miliarder tersebut sudah menyediakan pesawat beserta tanahnya dan menawarkan cek kosong untuknya, tinggal bagian renovasinya saja.
"Saya memiliki 150 proyek konstruksi yang sudah selesai dan sedang berjalan, namun proyek yang satu ini lebih sulit daripada keseluruhan proyek yang digabungkan," tuturnya.
Demin menjelaskan, kesulitan tersebut sebagian disebabkan oleh perubahan desain yang terus-menerus, seperti penambahan landasan helikopter dan kolam bersisi kaca tanpa batas yang dipasang di kantilever di atas tebing laut.
Namun sebagian besar penundaan dan pembengkakan biaya disebabkan oleh tantangan dalam merancang, mencari sumber, dan memasang perlengkapan dan perlengkapan yang dibuat khusus untuk bangunan melengkung tanpa permukaan lurus.
"Kami memiliki 12 kontraktor berbeda yang datang dan mengatakan mereka bisa melakukannya sampai akhirnya ada yang berhasil," kata Demin.
Pembangunan interior vila ini sangat rumit lantaran mengedepankan estetika, bukan hasil operasional dan taktis selayaknya interior pesawat. Begitu pula dengan bagian luar vila seperti kolam renang berdinding kaca melengkung yang menggantung di atas tebing. Pembuatannya terbilang sangat sulit.
"Kami harus memasangnya sepotong demi sepotong dengan crane. Itu adalah mimpi buruk," ujarnya.
Biaya sewa Private Jet Villa ini mulai dari US$ 2.000 atau setara Rp 31,5 juta per malam, dan bisa naik hingga US$ 6.500 atau setara Rp 102,5 juta per malam. Manajemen telah menerima lebih dari 2.000 pertanyaan pemesanan.
"Nasihat apa yang saya berikan kepada orang-orang dengan ide gila seperti ini? Lakukan saja. Ini akan sangat sulit dan membutuhkan banyak usaha, tapi jangan pernah menyerah. Jika Anda bisa memimpikannya, Anda bisa membangunnya. Pada akhirnya," pungkasnya.
(shc/fdl)