Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Amerika Serikat (AS) belum berakhir, kini giliran perusahaan logistik United Parcel Service (UPS) memberhentikan sebanyak 12.000 karyawan. Langkah ini ditempuh sebagai menghemat biaya US$ 1 miliar atau setara Rp 15,8 triliun (kurs Rp 15.800).
Posisi yang paling banyak terkena dampak PHK adalah manajer dan kontraktor. Sebelumnya, jumlah karyawan UPS telah bertambah seiring dengan meningkatnya bisnis perusahaan tersebut, yakni 540.000.
Namun, perusahaan tersebut sempat memangkas jumlah karyawan menjadi sekitar 495.000 pada akhir tahun lalu melalui pengurangan jam terbang dan bukan PHK. UPS memiliki sekitar 85.000 manajer sebagai bagian dari tenaga kerja global yang berjumlah hampir 500.000 karyawan. Perusahaan ini memiliki lebih dari 300.000 pekerja per jam di AS yang diwakili oleh serikat pekerja Teamsters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah perubahan dalam cara kami bekerja. Jadi, ketika volume kembali ke sistem, kami tidak memperkirakan lapangan kerja ini akan kembali lagi. Hal ini mengubah cara efektif kami beroperasi," kata CFO Brian Newman, dikutip dari CNN International, Rabu (31/1/2024).
Baca juga: H&M Bakal Tutup 28 Toko & PHK 588 Pegawai |
PHK ini terjadi ketika UPS mengeluarkan prospek penjualan yang mengecewakan pada tahun ini. Perusahaan pengiriman paket terbesar di dunia itu memperkirakan pendapatan global kisaran US$ 92-U$ 94,5 miliar.
Angka ini di bawah perkiraan para analis sebesar US$ 95,6 miliar. Pada saat yang bersamaan, saham UPS merosot 7%.
Sebelumnya, bisnis perusahaan tersebut mencapai rekor tertinggi dalam tiga tahun pertama usai pandemi sejalan dengan masifnya belanja online. Penjualan perusahaan mencapai US$100 miliar untuk pertama kalinya pada tahun 2022.
Fakta bahwa pendapatan pada tahun 2023 turun lebih dari 9% dan tidak akan melampaui rekor tersebut lagi dalam waktu dekat. CEO UPS Carol Tome pun pesimistis akan mencapai rekor itu lagi.
"Terus terang sulit dan mengecewakan. Sebagian dari kinerja ini disebabkan oleh lingkungan makro dan sebagian lagi disebabkan oleh gangguan yang terkait dengan negosiasi kontrak kerja kami serta biaya yang lebih tinggi terkait dengan kontrak baru," ujar Tome dalam sebuah wawancara.
Lihat juga Video 'eBay Berencana PHK 1.000 Karyawan':