Perusahaan fesyen asal Swedia mengumumkan pergantian kepemimpinan secara tiba-tiba pada Rabu (31/1) lalu. Helena Helmersson mundur dari kursi CEO usai penjualan ritel tersebut terus merosot dan tertinggal dari pesaingnya, Inditex dan SheIn.
Helmersson mengatakan posisinya tersebut sangat menuntut sehingga tidak memiliki tenaga untuk melanjutkannya. Helmersson digantikan oleh salah satu karyawan H&M yang bekerja selama 18 tahun, Daniel Ervér.
Pergantian pemimpin ini membuat saham H&M turun sebesar 12% seperti dilansir dari Reuters, Kamis (1/2/2024). Perusahaan juga melaporkan penjualan untuk bulan Desember dan Januari mengalami penurunan sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun margin laba operasional H&M pada kuartal-IV 2023, turun menjadi 7,2%. Keuntungannya itu bernilai 4,33 miliar crown atau senilai US$ 415,4 juta (setara Rp 6,54 triliun dengan kurs Rp 15.764).
Baca juga: H&M Bakal Tutup 28 Toko & PHK 588 Pegawai |
Analis JPMorgan menyebut hasil tersebut mengecewakan dan lemahnya laba H&M pada kuartal-IV dapat mengurangi kredibilitas perusahaan tersebut.
Baru-baru ini, H&M berfokus pada profitabilitas dibandingkan volume penjualan dengan menargetkan margin operasi sebesar 10% tahun ini. Alhasil, perusahaan tersebut memangkas biaya melalui menutup gerai-gerainya dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Target 10% pada profitabilitas tetap ada, kami akan bekerja keras untuk mewujudkannya," kata Daniel Ervér.
Sementara itu, Ketua sekaligus pemegang 51% saham H&M, Karl Johan Persson menyebut perusahaannya masih dalam posisi yang baik untuk memperbaiki kondisi yang gonjang-ganjing.
Lihat juga Video: CEO Google Buka Suara soal Badai PHK di Perusahaannya