Bamsoet Minta Tarif Ojol dan Taksi Online Ditetapkan Secara Berkeadilan

Bamsoet Minta Tarif Ojol dan Taksi Online Ditetapkan Secara Berkeadilan

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Selasa, 06 Feb 2024 11:57 WIB
MPR
Foto: Dok. MPR
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menetapkan tarif batas bawah dan tarif batas atas transportasi online secara berkeadilan. Dalam hal ini, gubernur diminta berkonsultasi terlebih dahulu, baik dengan pihak aplikasi penyedia jasa, perkumpulan pengemudi transportasi online, hingga masyarakat umum sebagai konsumen.

Selain tarif yang berkeadilan, Bamsoet juga menyoroti pentingnya memiliki payung hukum yang jelas guna memberikan jaminan ketenagakerjaan, kesehatan, serta perlindungan hukum kepada para pengemudi transportasi online. Hal ini mengingat ada lebih dari 4 juta warga RI yang bekerja sebagai driver transportasi online.

"Kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional sangat besar. Riset Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia mencatat, dari ekosistem Gojek dan GoTo Financial saja, telah berperan besar dalam upaya pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi. Pada tahun 2021, ekosistem Gojek dan GoTo Financial memberikan kontribusi hingga Rp 249 triliun atau setara 1,6 persen PDB Indonesia," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (6/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu dia sampaikan dalam kunjungan hari ke-20 di Dapil-7 Jawa Tengah saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Bersama Paguyuban Driver Online Purbalingga, Jawa Tengah.

Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan yang telah merevisi Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) 12 Tahun 2019 selanjutnya memberikan kewenangan bagi gubernur untuk menetapkan tarif transportasi online di daerahnya masing-masing. Dalam menentukan tarif gubernur seyogyanya menyesuaikan dengan berbagai faktor, seperti kenaikan upah minimum regional (UMR), pajak pertambahan nilai (PPN), hingga kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

ADVERTISEMENT

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sejak tahun 2015, dan hingga saat ini terus berkembang pesat. Riset Google mencatat pada 2022 layanan transportasi online sudah digunakan oleh sekitar 80% masyarakat Indonesia.

"Survei akademik yang dilakukan Universitas Bakrie pada tahun 2023 juga mencatat bahwa jumlah pengguna transportasi online telah meningkat mencapai kisaran 83 persen. Banyak pertimbangan masyarakat menggunakan layanan transportasi online. Antara lain karena alasan kemudahan akses," jelas Bamsoet.

Legislator DPR RI Dapil 7 Jawa Tengah meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini menerangkan layanan transportasi online juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, khususnya dalam penggunaan jasa layanan transportasi. Tidak hanya berfungsi memenuhi kebutuhan mobilitas orang, melainkan telah merambah pada sektor lain, seperti layanan jasa pengiriman barang dan makanan.

"Hasil riset Google menunjukkan bahwa layanan pesan antar makanan termasuk salah satu layanan digital terbesar di Indonesia yang sudah digunakan oleh sekitar 81 persen dari total populasi. Masyarakat mulai mengurangi kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi untuk hal-hal sederhana yang bisa difasilitasi oleh layanan transportasi online. Hanya membutuhkan sentuhan jari pada layar HP, apa yang kita butuhkan akan terkirim sampai ke tujuan," pungkas Bamsoet.

Tonton juga Video: Mahfud Janjikan 4 Juta Pengemudi Ojol Dapat Perlindungan-Kepastian Hukum

[Gambas:Video 20detik]



(akn/ega)

Hide Ads