FAO Optimistis Masa Depan Sektor Kelautan dan Perikanan RI Cerah

FAO Optimistis Masa Depan Sektor Kelautan dan Perikanan RI Cerah

Hana Nushratu Uzma - detikFinance
Selasa, 06 Feb 2024 17:20 WIB
Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto menyerahkan buku Perjalanan 25 Tahun Menata Segara kepada Direktur Pengembangan Bisnis dan Pengendalian ID Food Dirgayuza Setiawan, dalam acara Indonesia Marine and Fishries Business Forum (IMFBF) 2024 di Jakarta, Senin (5/5/2024).
Foto: Dok. KKP

Sementara itu, Presiden Director Indonesia Evergreen Group Tina Maria meyakini Indonesia bahkan bisa menjadi pemain besar di bidang kelautan dan perikanan di kancah global.

"Indonesia punya banyak sumber daya kelautan dan perikanan yang dimanfaatkan secara optimal. Indonesia merupakan salah satu negara produsen seafood terbesar di dunia," ungkapnya.

Pelaksanaan program ekonomi biru di Indonesia akan disertai dengan penguatan infrastruktur teknologi. Di antaranya teknologi satelit, penggunan drone laut, hingga teknologi di bidang budidaya perikanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peranan teknologi untuk memperkuat sistem pengawasan dari praktik illegal unreported unregulated fishing (IUUF), pengolahan data, serta memantau kondisi ekosistem perairan. Selain itu, teknologi dipakai untuk membantu meningkatkan produksi perikanan yang berkualitas.

Chairman of Rynan Technologies Vietnam Joint Stock Company MY.T. Nguyen mengakui pentingnya peran teknologi dalam meningkatkan produktivitas perikanan. Hal inilah yang menjadi salah satu kunci sukses keberhasilan Vietnam menjadi pemain penting di pasar perikanan global.

"Saya berharap Indonesia melanjutkan transformasi sektor kelautan dan perikanan serta industrinya. Salah satu yang perlu terus didorong adalah upaya mencari sumber alternatif untuk pakan," urai Nguyen.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Divisi Perencanaan Komisi Sungai Mekong (MRC) Theerawat Samphawamana menceritakan peran penting Sungai Mekong dan pengelolaan yang berkelanjutan oleh negara-negara yang selama ini memanfaatkan sungai tersebut.

Sungai yang melintasi Tiongkok, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, dan Vietnam ini menjadi sumber penghidupan masyarakat dan penggerak ekonomi dan menjaga ketahanan pangan masyarakat. Kegiatan perikanan di sungai ini salah satunya budidaya ikan air tawar.

"Kami mengembangkan guideline sebagai instrumen dan pedomanan dalam pemanfaatan dan seluruh aktivitas ekonomi di Sungai Mekong," aku Samphawamana.

Sebagai informasi, IMFBF 2024 digelar KKP untuk mempromosikan pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan melalui lima program ekonomi biru. Pengelolaan ini membawa peluang investasi yang cukup besar untuk mendorong pembangunan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang lebih maju.

IMFBF 2024 dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri. Seperti para duta besar, organisasi internasional dan lokal, akademisi, serta para pelaku usaha dari berbagai daerah di Indonesia.


(akd/ega)

Hide Ads