Program bantuan pangan beras belakangan menjadi sorotan karena dinilai berkaitan dengan tahun politik dan jelang pemilihan umum (pemilu). Badan Pangan Nasional, sebagai badan yang menjalankan program tersebut bersama Perum Bulog pun membantah terkait hal tersebut.
Berikut fakta-faktanya:
1. Sementara Disetop
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah akan menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras pada hari tenang pemilihan umum (pemilu) 2024, yakni 11 sampai 14 Februari 2024.
"Sedang dipertimbangkan untuk dihentikan sementara di hari tenang tanggal 11 Februari sampai pencoblosan 14 Februari 2024," kata Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi kepada detikcom, Selasa (6/2/2024).
Arief menjelaskan keputusan ini diambil demi menghormati digelarnya pemilu nanti. Dia memastikan bantuan pangan beras akan dilanjutkan kembali setelah pemilu selesai.
"Iya, untuk menghormati pemilu. Jadi dipertimbangkan untuk disetop sampai pemilihan umum (pemilu). Nanti kita tugaskan Bulog untuk menghentikan sementara," terangnya.
2. Bantuan Bukan karena Pemilu
Arief juga menegaskan bantuan pangan beras tidak ada kaitannya dengan kontestasi pemilihan presiden (pilpres). Karena program ini sudah ada jauh sebelum tahun pemilu.
"Bantuan pangan itu kan dikerjakan terus-menerus, itu kan sudah dari dulu. Itu kan sudah ada sejak zaman dulu sudah dilakukan. Jadi bukan untuk menjelang pemilu. Nggak ada itu," tegasnya.
Dia juga mengungkap, penyaluran bantuan pangan beras yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sejumlah daerah hanya sebagian kecil dari total yang harus disalurkan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
"Kepala-kepala desa ini juga mengerjakan memastikan bantuan pangan ini sampai. Karena dinamikanya seperti ini, seolah-olah. Yang dibagikan pak Presiden ini kan hanya 1.000, kan sisanya 22 juta KPM se Indonesia loh. Jadi nggak ada kaitannya (dengan pemilu)," jelas Arief.
3. Bakal Diperpanjang
Selain itu, Arief juga memastikan bantuan pangan beras akan dilanjutkan kembali setelah pemilu selesai. Bahkan dimungkinkan akan terus disalurkan hingga akhir tahun.
"Tetapi ya sudah kita setop, kemudian ini nanti kembali lagi. Biar sejuk juga kan. Ini ya terus menerus (bantuan pangan), (akan dilakukan sepanjang tahun) tergantung APBN cukup atau nggak," terang dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat mengatakan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram (kg) tersebut bisa dilanjutkan setelah Juni jika anggaran negara mencukupi.
"Nanti setelah Juni saya akan hitung-hitung lagi APBN kita, kalau memungkinkan akan dilanjutkan lagi," ujarnya.
Ia juga menambahkan, beras yang diserahkan kepada masyarakat tersebut merupakan beras pilihan yang memiliki kualitas paling baik. Jokowi meminta masyarakat langsung mencobanya di rumah.
"Saya kira beras yang bapak, ibu terima itu bukan beras medium, tapi premium. Nanti sampai di rumah langsung dimasak, coba, karena berasnya beras pilihan semua," katanya.
Simak juga Video: Bahlil soal Anies-Ganjar Sentil Bansos: Tak Senang dengan Masyarakat Butuh