Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah mundur dari Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Politikus PDI Perjuangan itu mengaku mundur karena ia ingin ikut berkampanye memberikan dukungan kepada paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
"Unggahan ini merupakan bukti tanda terima Surat Pengunduran Diri saya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) yang saya serahkan hari ini, 2 Februari 2024," tulis Ahok dalam Instagramnya.
"Dengan ini, saya menyatakan mendukung serta akan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah politik saya," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mundur dari jabatannya, Ahok secara aktif memang ikut berkampanye memberikan dukungannya untuk paslon nomor urut 3 itu. Namun di luar itu dirinya juga tercatat banyak mengkritik pemerintahan dan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Padahal sebelumnya Ahok sendiri dulu sempat menjadi pasangan Jokowi saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saat itu dirinya terlihat sangat dekat dan selalu kompak dengan Jokowi menggunakan kemeja kotak-kotak.
Lantas apa saja kritik yang disampaikan Ahok usai mundur dari Pertamina?
Ahok Sebut Bansos Itu Zaman Kerajaan
Usai mundur dari Pertamina, ia melakukan kampanye dukungan pertamanya dalam acara deklarasi Ahokers bersama Ganjar-Mahfud di rumah aspirasi relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).
Pada kesempatan itu dirinya sempat menyebut bansos itu ada pada zaman kerajaan, di mana rakyat meminta belas kasihan kepada raja.
Pada awalnya Ahok bercerita banyak orang menyayangkan dirinya bergabung bersama Megawati. Namun ia menegaskan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan PDI Perjuangan demi keadilan bangsa Indonesia.
Ahok lalu berbicara terkait menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjadi cita-cita pendiri bangsa. Ahok tidak ingin rakyat Indonesia hanya mendapatkan bantuan sosial, alih-alih mendapatkan keadilan sosial.
"Makanya sama bagi saya, saya hidup ini mau jadi kaya raya tapi membiarkan rakyat hanya mendapatkan bantuan sosial bukan keadilan sosial. Negara ini didirikan dengan jelas Proklamator untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukan mewujudkan bansos," kata Ahok di lokasi, Minggu (4/2/2024).
Ahok pun lalu berbicara terkait bantuan sosial hanya ada di jaman kerajaan, saat rakyat meminta belas kasihan raja. Ahok menegaskan, rakyat Indonesia berhak untuk setiap pajak yang dibayarkan.
"Bantuan sosial itu hanya di jaman kerajaan, ketika rakyat harus minta belas kasihan raja. Raja menentukan siapa yang perlu dikasihani. Republik milik kita semua, kita berhak pajak yang kita bayar. Ini punya kita," jelasnya.
Ahok juga bercerita saat maju sebagai politisi dirinya tidak suka bagi-bagi baju hingga sembako. Ahok menyebut dirinya menjual nilai kepemimpinan yang akan memberikan dedikasi untuk rakyat Indonesia.
Ahok Tanya Jokowi-Gibran Bisa Kerja?
Setelah mengkritiki kebijakan bansos Jokowi, Ahok kembali mempertanyakan kemampuan Jokowi sebagai presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran saat menjabat sebagai Walikota Solo. Hal terungkap dalam sebuah video viral saat Ahok sedang berbincang dengan seorang pendukung paslon nomor 2.
Dalam video tersebut, pada awalnya ada seorang ibu yant menyampaikan anggota keluarganya memilih pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Menanggapi itu Ahok kemudian menjelaskan tidak ingin memilih presiden yang tidak sehat, emosional, dan tidak bisa kerja, Ahok khawatir jika tiba-tiba Gibran yang naik jabatan.
"Lagi pula kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik," kata Ahok di atas panggung dengan latar gambar pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Menurut ibu tersebut, justru bagus jika Gibran yang naik jabatan. Namun, Ahok mempertanyakan bukti Gibran bisa kerja sekaligus menyinggung soal Jokowi dianggap bisa kerja.
"Tapi presiden kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan. Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama wali kota? Terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja?" ujar Ahok.
Ahok dalam video tersebut sesungguhnya enggan bicara hal itu dalam forum terbuka. Namun, menurutnya tak adil jika memilih presiden tak berdasarkan kemampuan kerja.
"Nah makanya kita bisa berdebat itu, saya lebih tahu, makanya saya nggak enak ngomong depan umum. Tapi kalau ibu mau pilih Pak Prabowo pun itu hak ibu. Tapi saya mau sampaikan juga, tidak fair kalau kita pilih presiden bukan berdasarkan kemampuan kerja," ucap Ahok.
(fdl/fdl)