Bocoran Nih, Bos-bos di Singapura Ternyata Lagi Pantau Capres RI

Bocoran Nih, Bos-bos di Singapura Ternyata Lagi Pantau Capres RI

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 07 Feb 2024 15:25 WIB
Merlion di Singapura
Ilustrasi.Foto: (Lita Leana/d'Traveler)
Jakarta - Ekonom Bank DBS mengatakan banyak investor asal Singapura yang sedang memantau perkembangan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal ini dikarenakan Indonesia dinilai memiliki posisi unik.

"Mayoritas investor di Singapura sangat tertarik untuk tahu capres (calon presiden) sedang membicarakan apa. Pilpres 2024 akan membawa perubahan kepemimpinan yang sepanjang satu dekade ini dipegang oleh Presiden Jokowi," ungkap Senior Economist DBS Bank Radhika Rao di di Gedung Bank DBS, Capital Palace, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024).

Radhika mengatakan bahwa para investor sangat tertarik melihat gagasan ekonomi yang dibawa oleh para capres. Di antaranya seperti strategi konsolidasi fiskal, kebijakan hilirisasi, upaya mendorong investasi, kebijakan pembangunan mobil listrik, dan lain sebagainya.

Ia menjelaskan para investor tertarik untuk melihat langkah serta gagasan para capres untuk ekonomi Indonesia. Kendati demikian, Radhika menilai mayoritas investor berekspektasi tidak akan perubahan besar-besaran yang terjadi terhadap ekonomi setelah Pilpres 2024.

"Investor akan mengamati hasil pilpres tapi tidak berekspektasi ada perubahan besar. Investor mau melihat siapa yang akan jadi pemimpin," terangnya.

Di sisi lain, Radhika mengatakan ada satu alasan lain para investor Singapura melirik hasil Pilpres 2024. Ia mengungkap, bahwa Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang termasuk dalam global bond index atau indeks obligasi global.

Indeks obligasi global mencakup pasar utang negara berkembang (emerging markets) yang memantau secara ketat obligasi mata uang lokal yang diterbitkan oleh pemerintah di berbagai negara berkembang.

Dalam hal ini, Randhika mengatakan Indonesia adalah salah satu negara yang memberi high-yield atau memberi bunga dan deviden tinggi kepada para investor. Banyak investor pasif asal Singapura yang membeli obligasi dari Indonesia.

"Kepentingan ada di sana karena posisi Indonesia adalah salah satu negara yang memberi high yield di ekosistem ini. Tidak banyak negara yang membeli return obligasi yang bagus. Jadi Indonesia betul-betul menonjol," pungkasnya. (hns/hns)


Hide Ads