Beras Langka, Pengusaha Sangat Khawatir 2 Hal Ini Terjadi

Beras Langka, Pengusaha Sangat Khawatir 2 Hal Ini Terjadi

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 12 Feb 2024 11:33 WIB
Harga beras jenis medium dan premium terpantau naik lagi di pasar kawasan Jakarta Selatan. Salah satu penyebabnya adalah musim kemarau yang tak kunjung usai.
Beras Premium/Foto: Chelsea Olivia Daffa
Jakarta -

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) khawatir dengan keterbatasan stok beras premium saat ini. Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengatakan jika situasi tidak ditindaklanjuti, dikhawatirkan terjadi panic buying pada masyarakat.

Roy pun menyoroti situasi ini sama dengan 2 tahun yang lalu ketika minyak goreng terjadi kelangkaan saat harga tinggi. Ia pun tidak ingin situasi itu terjadi lagi pada komoditas beras.

"Karena ini masalahnya seperti minyak goreng Januari 2022 itu, yang rafakasinya belum dibayar. Itu kan kejadiannya sama seperti ini, minyak goreng dijual mahal, ritel nggak bisa beli dari produsen. Sekarang apa bedanya? Sama. Tetapi kita nggak mau lagi dijanjikan pemerintah kaya rafaksi itu," ungkap Roy kepada detikcom, Senin (11/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ritel saja sudah kurang, dan langka, akan ada panic buying, masyarakat akan berburu beras untuk cadangan mereka bisa melakukan penyimpanan yang berlebihan," tambah dia.

Selain itu, keterbatasan ini juga akan menyebabkan harga beras di pasar tradisional dan toko online bisa melonjak. Hal ini menjadi buntut karena masyarakat akan mencari beras ke pasar jika di ritel terjadi kelangkaan.

ADVERTISEMENT

"Itu bisa naik 3 sampai 5 kali lipat di nonritel (pasar dan toko online). Ini kan betapa problem ini besar pada barang pokok. Tidak ada di ritel yang biasanya menjadi penahan harga," lanjutnya.

Keterbatasan stok juga terjadi untuk beras Bulog, Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Roy mengatakan sepekan ini, pembelian stok beras SPHP hanya dibatasi 2 sampai 3 ton dan harus bayar tunai atau cash.

"Sebelum saya teriak ini, minggu lalu itu Bulog bilang kalau mau (stok SPHP) nggak boleh bayar 7 hari, bayar cash. Kami bukan nggak mau bayar cash, tetapi kami kan perusahaan ada sistem, ada proses, bukan kaya pedagang barang datang langsung bayar. Sebelum ini sih jumlahnya hanya 2-3 ton (SPHP untuk ritel)," terang dia.

Untuk itu, peritel meminta pemerintah bisa melakukan relaksasi harga eceran tertinggi (HET) untuk beras premium di ritel. Relaksasi di sini, maksudnya adalah, pemerintah bisa mempertemukan ritel dan produsen untuk menentukan harga yang disepakati.

Kedua, peritel meminta kepastian stok dari Bulog untuk SPHP selama sebulan penuh di Februari. Meski pun ada penyaluran bantuan pangan, ritel tetap meminta kepastian pasokan itu untuk mengisi kekosongan agar tidak terjadi kelangkaan beras di ritel.

Sebagai informasi, kelangkaan stok beras premium di ritel terjadi karena pengusaha saat ini menahan pembelian pasokan baru dari produsen atau distributor.

Pengusaha ritel belum membeli stok baru dari produsen karena harga jual yang ditawarkan melonjak sangat tinggi 2%-30% dari sebelumnya. Roy mengatakan hal tersebut berdasarkan surat pengumuman dari produsen dan distributor kepada ritel.

"Kami disurati oleh produsen kalau mau dapat pengiriman beras bulan ini, Februari, maka harganya naiknya sekian. Nggak tanggung-tanggung, naiknya sekitar 20%-30%, bahkan ada yang lebih dari itu. Kita mau beli, tapi harga mahal, misal harga beras Rp 18.000 pe kg, masa kita jualnya Rp 13.000 atau Rp 15.000, masa beli mahal, jual rugi, nggak ada hitungannya di ritel," ungkapnya.

(ada/fdl)

Hide Ads