Pengusaha Minta HET Beras Direlaksasi, Ini Respons Bapanas

Pengusaha Minta HET Beras Direlaksasi, Ini Respons Bapanas

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 12 Feb 2024 12:56 WIB
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.
Kepala Bapanas - Foto: Dok Bapanas
Jakarta -

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta agar harga eceran tertinggi (HET) beras premium direlaksasi. Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara soal permintaan tersebut.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya bakal melakukan koordinasi khusus dengan para peritel. Dia juga mengatakan bakal mempertemukan peritel dengan Bulog untuk urusan pasokan beras.

"Jadi izinkan kami berkoordinasi sekarang dengan seluruh ritel yang ada pagi ini saya bersama teman teman Bulog dan peritel membahas ini semua untuk isi pasar ritel," ujar Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief mengatakan Bulog sudah menyiapkan puluhan ribu ton beras dengan harga terjangkau untuk digelontorkan ke pasar, baik pasar tradisional maupun ritel modern. Dia meminta waktu agar pasokan bisa tersedia.

"Ini sekarang tugas kami semua untuk memastikan sampai ke outlet, baik di pasar modern dan tradisional. Izinkan waktu untuk persiapan ini semua segera," ungkap Arief.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey meminta relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras untuk pasar ritel. Dia meminta pengusaha ritel dipertemukan dengan produsen bersama pemerintah.

Pertemuan itu membahas terkait harga beras premium yang akan dijual di ritel, seperti kesepakatan HET beras premium di ritel.

"Ini baru Jumat akan dibahas, untuk mencari harga tengah. Tentunya produsen nggak mau jual di bawah HET, jadi ada harga tengah, sehingga peritel juga nggak beli mahal, jual rugi. Produsen juga jangan memanfaatkan keterbatasan beras untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan harga semahal-mahalnya," jelas Roy Mandey.

Roy mengatakan keterbatasan dan kekosongan beras di ritel yang terjadi belakangan ini disebabkan karena pengusaha saat ini menahan pembelian pasokan baru dari produsen atau distributor.

Pengusaha ritel belum membeli stok baru dari produsen karena harga jual yang ditawarkan melonjak sangat tinggi 2%-30% dari sebelumnya. Roy mengatakan hal tersebut berdasarkan surat pengumuman dari produsen dan distributor kepada ritel.

(hal/kil)

Hide Ads