Geger Beras Langka, Pengusaha Ungkap Kondisi di Penggilingan

Geger Beras Langka, Pengusaha Ungkap Kondisi di Penggilingan

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 12 Feb 2024 16:51 WIB
Pelaku usaha penggilingan padi mengemas beras yang telah jadi di Desa Kopen, Teras, Boyolali, Kamis (7/9/2023). Pelaku usaha penggilingan padi mengungkapkan untuk produksi beras saat ini mengalami penurunan yang biasanya mengolah 7 ton gabah per hari menjadi 3 ton gabah per hari karena hasil panen padi turun saat musim kemarau, sedangkan harga jual beras mengalami kenaikan dari Rp10.000 per kilogram menjadi Rp12.500 per kilogram beras C4, Rp11.000 per kilogram menjadi Rp13.000 per kilogram beras membramo, dan Rp12.000 per kilogram menjadi Rp14.000 per kilogram beras mentik wangi. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/tom.
Dok/Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Jakarta -

Beberapa waktu ke belakang, stok beras premium mengalami kelangkaan pada ritel di sejumlah daerah. Kalau pun stoknya ada, konsumen dibatasi pembeliannya hanya 2 pcs per orang per hari.

Terkait ini, Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso memberi tanggapan. Ia menilai banyak faktor yang membuat beras langka, salah satunya terkait angka panen yang terus menurun. Akibatnya stok beras juga menurun.

"Selama 5 tahun terakhir luas panen turun terus dan produktivitas stagnan, sehingga ketersediaan stok menurun," katanya saat dihubungi detikcom, Senin (12/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum lagi Indonesia dihadapkan pada fenomena El Nino yang menyebabkan mundurnya waktu tanam dan panen padi. Ia juga menyebut saat ini banyak penggilingan padi berhenti bekerja.

Kalau pun ada yang bekerja, hasilnya adalah beras pecah kulit atau beras medium. Selain itu harga gabah dan beras di penggilingan juga masih meningkat.

ADVERTISEMENT

"Saat ini banyak penggilingan yang berhenti bekerja, sekalipun sebagian tetap bekerja dengan menghasilkan beras pecah kulit, dan atau beras medium. Harga gabah dan beras di penggilingan masih meningkat," jelasnya.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) pun buka suara. Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengatakan keterbatasan dan kekosongan beras di ritel disebabkan karena pengusaha saat ini menahan pembelian pasokan baru dari produsen atau distributor.

Pengusaha ritel belum membeli stok baru dari produsen karena harga jual yang ditawarkan melonjak sangat tinggi 2%-30% dari sebelumnya. Roy mengatakan hal tersebut berdasarkan surat pengumuman dari produsen dan distributor kepada ritel.

Roy menambahkan, berdasarkan informasi yang diterima, tingginya harga yang ditawarkan oleh produsen disebabkan karena harga dari penggilingan padi sudah tinggi. Selain itu, saat ini pasokan beras juga terbatas karena belum adanya panen.

"Dalam negeri belum panen karena masa tanam, impor belum masuk, itulah yang terjadi hukum supply dan demand. Kalau demand cenderung mengalami peningkatan, tetapi suplainya terbatas, harga pasti naik," jelasnya.

(ily/rrd)

Hide Ads