Bos Bulog Bebaskan Toko Beras Beli SPHP Lebih dari 2 Ton

Bos Bulog Bebaskan Toko Beras Beli SPHP Lebih dari 2 Ton

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 13 Feb 2024 15:39 WIB
Petugas menata beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp52 ribu per kemasan lima kilogram saat Gerakan Pangan Murah di Kelurahan Bangsal, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (23/10/2023). Badan Pangan Nasional bersama Perum Bulog melaksanakan pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran beras murah sebanyak 24 ton di Kota Kediri selama tiga hari sebagai upaya membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan beras terjangkau dan berkualitas. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Jakarta -

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan pihaknya mengubah kebijakan Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) untuk toko-toko kelontong beras. Untuk memaksimalkan pasokan di masyarakat di tengah isu kelangkaan, Bulog membebaskan jumlah pesanan SPHP untuk toko beras atau toko kelontong.

Bayu mengatakan, dalam kebijakan sebelumnya toko beras atau kelontong itu hanya bisa memesan SPHP 2 ton, jika habis baru boleh beli lagi. Sementara ke depan hingga Maret, mereka diizinkan untuk lebih banyak memesan SPHP.

"Bentuk kebijakan sudah kita luweskan, ngambilnya tetap 2 ton, tapi kalau dalam waktu 1 minggu sudah habis, boleh ambil lagi. Nah sampai Maret Ramadan, (boleh beli) 2 ton nya ga dibatasi lagi, SPHP boleh diambil berapapun," kata Bayu di Kantor Pusat Perum Bulog, Selasa (13/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, menurut Bayu sekelas toko kelontong beras tidak akan memesan sangat banyak untuk SPHP. Karena menurutnya 2 ton saja sudah sangat banyak untuk kelas UMKM atau toko kelontong di pasaran.

Hal ini berbeda jika permintaan datang dari distributor besar. Bayu mengatakan bagi distributor yang ingin membeli SPHP harus memiliki dan mendata warung-warung yang akan mereka salurkan stoknya itu.

ADVERTISEMENT

"Ini kan usaha kecil, (kalau ngambil) 2 ton itu kan sudah Rp 20 juta, buat mereka itu sudah berat buat modal mereka. Jadi menurut kami 2 ton setiap toko itu sudah cukup. Kalau kita jual ke distributor, maka distributor ini harus menyertakan siapa warungnya, ini supaya benar-benar nyampai ke tujuan," jelas dia.

Namun, sementara di ritel, pemesanan SPHP bisa kapan saja dan berapa saja. Intinya, Bayu mengatakan bahwa SPHP akan disalurkan, sesuai dengan permintaan ritel.

Beras SPHP sendiri yang dijual di pasar hingga ritel modern merupakan salah satu produk pemerintah yang menjadi alternatif lain bagi masyarakat mendapatkan beras lebih murah. Karena seperti diketahui, harga beras saat ini tengah melonjak.

Kebijakan ini ada setelah ada isu kelangkaan beras premium dan SPHP di ritel modern. Berdasarkan pantauan detikcom sejak Minggu (11/2) lalu, diketahui terjadi kekosongan beras premium dan SPHP di ritel modern.

Sebelumnya, Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengatakan keterbatasan dan kekosongan beras di ritel disebabkan karena pengusaha saat ini menahan pembelian pasokan baru dari produsen atau distributor.

Pengusaha ritel belum membeli stok baru dari produsen karena harga jual yang ditawarkan melonjak sangat tinggi 2%-30% dari sebelumnya. Roy mengatakan hal tersebut berdasarkan surat pengumuman dari produsen dan distributor kepada ritel.

"Kami disurati oleh produsen kalau mau dapat pengiriman beras bulan ini, Februari, maka harganya naiknya sekian. Nggak tanggung-tanggung, naiknya sekitar 20%-30%, bahkan ada yang lebih dari itu. Kita mau beli, tapi harga mahal, misal harga beras Rp 18.000 pe kg, masa kita jualnya Rp 13.000 atau Rp 15.000, masa beli mahal, jual rugi, nggak ada hitungannya di ritel" kata Roy, kepada detikcom, Senin (11/2/2024).

(ada/rrd)

Hide Ads