Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 2024 berpotensi satu putaran. Sebab, jika dilihat dari hasil sementara hitung cepat atau quick count Prabowo-Gibran unggul lebih dari 55%
Berdasarkan data Litbang Kompas per pukul 21.05 WIB, Rabu (14/2/2024), sudah 88,00%% suara masuk. Hasilnya, Prabowo-Gibran meraih 58,74%, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih 25,11%, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md meraih 16,14%.
Data Indikator per pukul 21.05 WIB, sudah 93,23% suara masuk. Prabowo-Gibran meraih 57,80%, Anies-Muhaimin 25,59%, dan Ganjar-Mahfud 16,61%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya ada Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA per 20.53 WIB sudah 97% suara masuk. Hasilnya menunjukkan Prabowo-Gibran 58,16%, Anies-Muhaimin 25,21%, dan Ganjar-Mahfud 16,64%.
Merespons hasil quick count tersebut ekonom menilai Pilpres satu putaran lebih menguntungkan buat investor. Menurut Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah jika Pilpres satu putaran dan tidak ada gugatan dari paslon lain, semakin memberikan kepastian investasi maupun dalam pengambilan keputusan bisnis
"Apalagi jika tidak ada tuntutan dari yang kalah, akan memberikan kepastian hukum. Efek terhadap investasi dan ekonomi akan bagus," kata Piter kepada detikcom, Rabu (12/4/2024).
Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai investor memilih menahan diri sambil menunggu kepastian. Apabila Pilpres berjalan satu putaran maka investor pun bisa lebih cepat membuat keputusan bisnis.
"Artinya keputusan-keputusan bisnis, kalau satu putaran lebih cepat. Yang tadinya wait and see, banyak ditahan keputusannya, delay, keputusannya jadi cepat," kata Faisal.
Di sisi lain, Faisal menambahkan, arah kebijakan Presiden dan Wakil Presiden terpilih juga menjadi fokus perhatian investor.
Simak juga Video: Penjelasan KPU soal NIK Janggal di Situs Cek DPT Online