Inggris secara teknis sudah masuk ke dalam jurang resesi. Sebab perekonomian negara itu sudah mengalami penyusutan selama dua kuartal berturut-turut.
Melansir dari Reuters, Kamis (15/2/2024), tercatat produk domestik bruto (PDB) negara ini mengalami penurunan sebesar 0,3% di kuartal IV-2023. Padahal sebelumnya perekonomian negara yang dipimpin Raja Charles ini sudah menyusut sebesar 0,1% antara Juli dan September (kuartal III-2024).
Meski belum ada pengumuman resmi dari pemerintah Inggris soal resesi, namun secara teknis negara ini sudah jatuh ke dalam jurang resesi. Sebab jika ekonomi sebuah negara tumbuh negatif dalam dua kuartal berturut artinya sudah masuk dalam kondisi resesi teknikal.
Baca juga: Jepang Masuk Jurang Resesi! |
Jatuhnya Inggris ke dalam resesi ini tentu dapat meningkatkan tekanan pada Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) untuk segera menurunkan suku bunga. Selain itu para pengusaha negara itu juga sudah meminta bantuan dari pemerintah agar bisa meningkatkan daya saing mereka saat ini.
"Bisnis secara nyata sudah menghadapi, dan kabar (mengenai resesi) ini tidak diragukan lagi akan menjadi peringatan bagi pemerintah," kata Alex Veitch selaku direktur kebijakan dan wawasan di Kamar Dagang Inggris.
"Pemerintah harus menggunakan anggarannya dalam waktu kurang dari tiga minggu untuk menetapkan jalur yang jelas bagi perusahaan dan perekonomian agar bisa tumbuh," terangnya lagi.
Namun di sisi lain, Menteri Keuangan Jeremy Hunt mengatakan perekonomian Inggris saat ini mulai menunjukan tanda-tanda mulai membaik. Karena itu menurutnya saat ini pemerintah masih harus tetap berpegang pada kebijakan pemotongan pajak untuk para pekerja dan usaha guna membangun perekonomian yang lebih kuat.
(fdl/fdl)