RI Berhasil Kendalikan Inflasi Dibanding Negara Maju, Ternyata Ini Penyebabnya

RI Berhasil Kendalikan Inflasi Dibanding Negara Maju, Ternyata Ini Penyebabnya

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 23 Feb 2024 14:40 WIB
Ilustrasi Inflasi
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Ekonom Senior INDEF, Aviliani mengatakan, kondisi global pada 2024 masih penuh dengan ketidakpastian. Ia memprediksi The Fed belum akan menurunkan suku bunganya, yang menyebabkan inflasi di sejumlah negara maju belum akan turun.

Namun dalam kondisi tersebut Indonesia berhasil menjaga inflasinya di angka 2,61% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2023. Sebagai perbandingan, Inflasi AS pada Desember 2023 menyentuh 3,4% secara tahunan.

"Inflasi di negara maju belum akan turun. Orang banyak tanya, kenapa kita bisa jaga inflasi negara maju belum," katanya dalam Talkshow Geliat Ekonomi dan Retail Pasca Pemilu di Indonesia di SOGO Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, beberapa waktu ke belakang banyak negara maju mengandalkan China sebagai basis produksi. Namun kondisi berubah saat perang Rusia-Ukraina pecah berbarengan dengan pandemi COVID-19.

"Negara maju saat itu mereka anggap bahwa China kan murah, ngapain kita produksi, biar aja produksi China, kita nggak perlu produksi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Ketika terjadi perang Ukraina dan Rusia ternyata terjadi supply shock yang mana susah deliver dari China ke AS. Kemudian COVID kan," tambahnya.

Di sisi lain, saat Pemerintahan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat memindahkan sejumlah produksinya dari China. Hal ini juga memicu terjadinya inflasi. Namun, kata dia, Indonesia tidak mengikuti langkah yang diambil AS sehingga inflasi berhasil dijaga.

"Trump saat itu memindahkan produksinya ke AS sehingga terjadilah inflasi. Itulah yang menyebabkan inflasi belum bisa turun, karena tidak bisa produksinya dikembalikan ke China," pungkasnya.

(ily/rrd)

Hide Ads