INDEF Sebut Investasi di RI Makin Cepat Jika Pilpres Hanya 1 Putaran

INDEF Sebut Investasi di RI Makin Cepat Jika Pilpres Hanya 1 Putaran

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 23 Feb 2024 15:33 WIB
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) membuka surat suara yang akan dihitung dalam rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kecamatan di Gelanggang Remaja Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024). KPU saat ini sedang fokus melakukan akurasi atau sinkronisasi data numerik tampilan publik di laman pemilu2024.kpu.go.id dengan data otentik yang ada dalam foto formulir model C. Para saksi juga mendapatkan layanan medis berupa cek tensi darah untuk memastikan kondisi kesehatan selama rekapitulasi berlangsung.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Ekonom Senior INDEF, Aviliani, menilai laju investasi pasca pemilihan umum (Pemilu) akan lebih cepat, khususnya jika berjalan satu putaran. Jika mengacu hasil hitung cepat atau Quick Count lembaga survei, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil menang satu putaran.

"Pemilu gimana? Ternyata apa pun yang terjadi kalau satu putaran investasi akan cepat. Kita lihat nilai tukar menguat, indeks harga saham menguat, itu indikasi persepsi masyarakat, investor sudah lebih baik, itu bagus," katanya dalam Talkshow Geliat Ekonomi dan Retail Pasca Pemilu di Indonesia di SOGO Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

"Persepsi memang penting, itu menunjukkan kepercayaan. Orang punya orang kalau percaya dia akan konsumsi. Bahayanya kalau nggak percaya, uang disimpan nggak konsumsi," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Indonesia juga diprediksi akan ambil untuk dari Pemilu Amerika Serikat (AS) yang digelar tahun ini. Ia memprediksi sejumlah uang yang berasal dari AS akan mampir ke Indonesia, misalnya ke obligasi.

"Kedua Pemilu AS kan akan terjadi tahun ini. Saya rasa ini kalau Pemilu AS kita dapat untung, uang di AS lari dulu, kita dapat. Obligasi harus siap-siap nih supaya mereka membeli obligasi di Indonesia," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Ia juga menyebut hasil pemilu tidak menunjukkan dampak-dampak yang negatif. Menurutnya hal ini menimbulkan efek positif bagi dunia bisnis.

Selain itu konsumsi juga diprediksi naik dengan adanya Pilkada serentak tahun ini. Meskipun kondisi tersebut akan diikuti oleh inflasi yang naik tapi masih bisa terjaga.

"Kemudian konsumsi jelang pilkada, ada 200-an, yang akan memilih Gubernur, Wali Kota, itu biasanya konsumsi akan naik. Inflasi cenderung ada peningkatan tapi terjaga," pungkasnya.

(ily/rrd)

Hide Ads