Beras di Pasar Makin Mahal, Badan Pangan Sebut Stok Ritel Banyak-Sesuai HET

Beras di Pasar Makin Mahal, Badan Pangan Sebut Stok Ritel Banyak-Sesuai HET

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 24 Feb 2024 19:30 WIB
Beras di Pasar Makin Mahal, Badan Pangan Sebut Stok Ritel Banyak-Sesuai HET
Foto: Dok. Badan Pangan Nasional
Jakarta -

Keluhan mahalnya harga beras terus terjadi. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri mengungkap harga beras medium di pasar mencapai Rp 13.000-14.000/kilogram (kg), sedangkan jenis premium mencapai Rp 18.000/kg.

Menjawab hal tersebut, Badan Pangan Nasional memastikan pasokan beras di ritel modern sudah mulai masuk dengan jumlah yang banyak. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyebut harga beras premium di ritel modern sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 13.900 per kilogram (kg).

"Di modern market itu masih kok Rp 13.900/kg, itu sebanyak itu loh saya dapat laporannya sudah masuk yang masuk (beras premium di ritel modern). Kalau di pasar kan berbeda dengan ritel, kalau di pasar kan harganya terserah dia, nggak cuma produk itu aja yang lebih mahal, gula, minyak goreng juga, semua produk (pangan)," kata Arief kepada detikcom, Sabtu (24/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain beras premium dari merek swasta, beras Bulog atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp 54.500 per 5 kg atau Rp 10.900/kg juga diklaim sudah dibanjiri ke ritel modern.

Hal ini Arief buktikan dengan sejumlah foto-foto pasokan SPHP yang telah ada di rak-rak beras ritel modern. Seperti di sejumla ritel di Jakarta, misalnya Pasar Minggu, lalu Banten, di Tangerang, Tangerang Selatan. Kemudian di sejumlah ritel modern di Jawa Barat, Depok, Garut, Cibadak, hingga Citamiang.

ADVERTISEMENT

Arief juga menyebut, pihaknya bersama Bulog sudah mengirimkan SPHP hingga ke pulau lainnya, seperti Sulawesi hingga Pulau Biak di utara pesisir Provinsi Papua.

"Itu semua sampai ke Manado, Bitung, semua itu ada beras Bulog, sampai ke Biak di Sulawesi, itu ada beras Bulog semua," ujarnya.

Arief mengatakan langkah ini menjadi salah satu cara pemerintah untuk intervensi harga dan memberikan pilihan kepada masyarakat agar mendapat beras yang murah.

Dalam keterangan terpisah, Arief menerangkan pemerintah memiliki tiga program utama sebagai bentuk intervensi pasar untuk menyeimbangkan harga pangan yang dilaksanakan melalui Bulog.

"Bulog melaksanakan Intervensi pertama melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang mendatangi langsung ke pemukiman penduduk atau tempat keramaian, kemudian intervensi selanjutnya adalah program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan ke retail modern, pasar tradisional dan pasar induk, dan yang hari ini dilaksanakan adalah penyaluran Bantuan Pangan sebanyak 10 Kg ke masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," ujar Arief, dalam keterangan resminya.

Selanjutnya Arief menegaskan bahwa memang diperlukan waktu agar tercapainya keseimbangan harga baik di tingkat produsen dan konsumen, namun hal ini telah diperhitungkan dengan baik oleh pemerintah sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir terhadap harga pangan yang saat ini belum menentu.

"Kenapa harga beras saat ini tinggi? Harga beras itu ikut apa harga gabah, misal rata-rata Rp 8.000 sampai Rp 8.500, memang harga beras akan Rp 16.000. Kenapa? Memang ini terjadi di seluruh dunia, tidak hanya Indonesia. Tetapi percayalah, pemerintah itu akan menyeimbangkan antara harga di hulu dengan harga di hilir," pungkasnya.

(ada/ara)

Hide Ads