Sebuah jam tangan yang meleleh akibat ledakan bom nuklir Hiroshima dijual dengan ratusan juta di pelelangan. Jam tangan tersebut terjual mahal karena dinilai sebagai saksi bisu atas insiden yang menewaskan 80 ribu orang tersebut.
Jam tangan tersebut terjual dengan harga US$ 31.000 atau Rp 484 juta (kurs Rp 15.631) di pelelangan RR Auction di Boston, Amerika Serikat, pada Kamis (22/2).
Menurut penjual, jam tangan itu berhasil 'selamat' karena dibekukan. Jam itu awalnya ditemukan di reruntuhan Hiroshima dan menjadi gambaran sekilas atas kehancuran bom atom pertama yang diledakkan di sebuah kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang tentara Inggris mengambil jam tangan tersebut dari reruntuhan saat menjalankan misi untuk menyediakan pasokan darurat dan melihat kebutuhan rekonstruksi pasca-konflik di Aula Promosi Prefektur di Hiroshima, Jepang.
Berwarna kuningan, jam itu dinilai sebagai barang langka karena berhasil selamat dari ledakan. Yang menarik pula, jarum jam dari artefak itu berhenti tepat pada pukul 08.15, tepat saat saat bom 'Little Boy' diledakkan oleh tentara AS pada 6 Agustus 1945 di Hiroshima.
"Kami sangat berharap bahwa karya seni berkualitas museum ini akan menjadi simbol pendidikan yang menyentuh hati, tidak hanya mengingatkan kita akan dampak perang tetapi juga menggarisbawahi kemampuan destruktif yang mendalam yang harus dihindari oleh umat manusia," ucap Wakil Presiden Eksekutif RR Auction, Bobby Livingston, dikutip dari Fox News, Senin (26/2/2024).
"Jam tangan ini, misalnya, menandai momen yang tepat ketika sejarah berubah selamanya," sambungnya.
Kendati sudah laku terjual, Bobby menjelaskan bahwa pemenang lelang memilih tetap untuk merahasiakan identitasnya.
Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, tragedi pengeboman Hiroshima dan Nagasaki adalah peristiwa yang menyisakan luka dalam bagi Jepang. Dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan bom pada 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945. Insiden itu menewaskan puluhan ribu orang.
(das/das)