Satuan Tugas (Satgas) Pangan mengungkap penyebab mengapa stok beras di ritel modern masih minim dibandingkan di pasar tradisional. Tim Satgas Pangan Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Helfi Assegaf mengungkap langkanya beras di ritel modern karena pengusaha beras cenderung memasok ke pasar tradisional.
"Bahwa Stok beras di gudang DC (Distribution Center) dan Outlet retail modern minim namun di pasar tradisional mencukupi. Produsen beras cenderung memasok beras premium ke Pasar Tradisional dibandingkan ke Retail Modern, karena harga lebih kompetitif," terang dia dalam rapat koordinasi inflasi daerah dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (26/2/2024).
Helfi merinci stok-stok beras yang merupakan hasil pengecekan oleh Satgas Pangan. Ia menyebutkan hasil pengecekan di delapan titik di Jawa Barat, stok beras di gudang DC ritel modern hanya 1,5 ton. Sementara stok Bulog di Jawa Barat 760,65 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Stok beras premium yang tersebar di Jawa Barat mencukupi, namun terdapat kenaikan harga yang disebabkan oleh mundurnya masa panen raya," terang dia.
Kemudian stok di Jawa Tengah, Bulog 91.127 ton, kemudian di ritel modern 760,85 ton yang merupakan hasil pengecekan 7 titik. Stok beras Jawa Tengah disebut masih tergolong cukup, hanya saja pasokan di ritel modern yang tergolong minim.
Helfi juga mengungkap stok beras Bulog mencapai 20.701,2 ton di DKI Jakarta dan Banten. Sementara stok beras di ritel modern baik medium dan premium disebut kosong. Hal ini berdasarkan pengecekan di 8 titik.
"Untuk stok di DC ritel modern 631,12 ton dilakukan 8 titik pengecekan, analisa kita, stok beras di wilayah DKI mencukupi di pasar tradisional, namun kurangnya beras premium ke ritel modern. Sedangkan untuk daerah Banten medium, SPHP, dan premium di ritel modern kosong, untuk di pasar tradisional dibanjiri beras medium," terangnya.
Untuk Jawa Timur, stok Bulog 170.865 ton, sementara stok di DC modern 43,29 yang merupakan hasil pengecekan 2 titik.
(ada/rrd)