.webp)
Eks Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) Donald Trump hadir di Sneaker Con Philadelphia mempromosikan sepatu high-top berlapis emas dengan edisi terbatas miliknya. Sepatu itu dilelang dan terjual dengan harga yang fantastis.
Dilansir dari New York Times, Senin (26/02/2024), ia menghadiri acara Sneaker Con di Philadelphia, sebuah acara konvensi sepatu kets terbesar dan terpopuler di dunia. Salah satu produk lelang di acara tersebut adalah sepatu kets edisi terbatas miliknya, 'Never Surrender'.
Terdapat semacam bendera Amerika Serikat di posisi pergelangan kaki sepatu tersebut, terdiri dari garis-garis berwarna merah dan kotak biru berisi bintang berwarna emas. Nampak pula huruf T yang timbul di bagian samping dan tanda tangan mantan presiden Amerika Serikat itu yang terlihat mencolok dengan tinta hitam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam acara tersebut, sepatu 'Never Surrender' laku dengan harga US$ 9.000 atau sekitar Rp 140 juta (kurs Rp 15.612). Sepatu tersebut ditebus oleh seorang pedagang jam tangan terkenal asal Rusia, Roman Sharf, melalui aplikasi Whatnot.
Sharf sendiri merupakan seorang konglomerat asal Rusia, ia merupakan pemilik perusahaan Luxury Bazaar. Saat memamerkan sepatu edisi terbatas Trump yang kini telah menjadi miliknya, Sharf tengah berada di gedung perusahaannya.
Di belakangnya terlihat koleksi koper vintage Louis Vuitton miliknya, koleksi kaset lama Jay-Z, whitney Houston, dan kotak mewah berisi dua lusin arloji yang secara kolektif bernilai sekitar $3 juta atau sekitar Rp 46 miliar (kurs Rp 15.612).
Selain sepatu 'Never Surrender' yang baru saja ia tebus di pelelangan, Sharf juga memiliki koleksi souvenir lain yang berhubungan dengan Donald Trump. Ia memiliki topi Make America Great Again (MAGA) yang ditandatangani langsung oleh mantan presiden Amerika Serikat ke-45 itu.
Sharf merasa bangga karena ia berhasil mengakuisisi sneaker mahal itu dan membagikan postingannya di media sosial miliknya yang sudah memiliki banyak pengikut. Setelah viralnya postingan itu, Sharf mendapat undangan makan siang secara langsung dari Donald Trump di Miami.
Akibat dari pertemuan tersebut, Sharf mendapatkan beberapa reaksi yang berbeda dari pengikutnya di YouTube, Instagram, dan Tiktok. Salah satunya mengajak untuk berhenti berlangganan di media sosial Sharf karena dukungannya terhadap Trump. Namun, Sharf mengaku tidak mengambil pusing dengan kritik tersebut. Ia sudah terbiasa dengan reaksi negatif semacam itu.
"Rasanya seperti mengobrol dengan teman. Itu adalah percakapan biasa, tidak ada agenda," ucap Sharf.
(fdl/fdl)
