Program Prakerja yang telah kembali pada skema normal dan berkolaborasi dengan 245 Lembaga Pelatihan di 2023 ini resmi berlanjut di 2024. Pada tahun lalu, Program Prakerja menyediakan tidak kurang dari 1.216 pelatihan mulai dari pelatihan tatap muka (luring) maupun webinar (daring).
Ada berbagai kategori pelatihan yang diberikan dalam program Prakerja, seperti green skills, digital termasuk Artificial Intelligence (AI), yang mendukung hilirisasi.
Dalam Rapat Komite Cipta Kerja pada Jumat (23/2), dibahas sejumlah upaya yang akan dilakukan untuk memperkuat kualitas program Prakerja. Beberapa di antaranya ialah peningkatan kolaborasi yang akan bekerja sama dengan lebih banyak pihak, khususnya Kementerian/Lembaga (K/L). Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat digelar pelatihan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, akan dilakukan perluasan jangkauan agar lebih banyak masyarakat di daerah terpencil dan tertinggal yang mengikuti program tersebut. Serta mendorong keterlibatan Lembaga Pelatihan di lebih banyak lagi kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Peningkatan kualitas pelatihan juga akan dilakukan untuk penambahan moda pelatihan karena adanya moda asynchronous, moda pembelajaran mandiri atau Self-Paced Learning (SPL). Metode ini memiliki keunikan di mana pelatihan harus diakses sesuai alur (sequence) yang disampaikan dan tidak bisa dilewati maupun dipercepat. Meskipun moda ini dapat memberikan fleksibilitas, namun membutuhkan komitmen personal yang lebih tinggi dari penggunanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah yakin dengan adanya penguatan di berbagai bidang, Program Prakerja akan semakin bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Pada 23 Februari 2024 dibuka gelombang baru penerima Prakerja yakni Batch 63, dengan target peserta sebesar 1,148 juta sepanjang tahun 2024. Kuota ini akan dieksekusi secara bertahap oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP)," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (27/2/2024).
Ia menegaskan visi Indonesia 2045 merupakan cita-cita besar yang ingin diwujudkan bersama. Untuk benar-benar melesat, menurutnya SDM Indonesia perlu dibekali dengan skill yang relevan. Oleh karena itu, pelatihan upskilling dan reskilling berskala besar seperti Prakerja dinilainya harus dilanjutkan.
Airlangga pun mengucapkan selamat kepada semua calon peserta yang akan mengikuti Program Kartu Prakerja tahun 2024.
"Terus tingkatkan kompetensi menjadi angkatan kerja berdaya saing menuju Indonesia Maju," pesannya.
"Kami berharap kesempatan ini dapat digunakan sebaik-baiknya oleh masyarakat luas melalui Program Kartu Prakerja. Selain itu, untuk Lembaga Pelatihan khususnya perusahaan yang memiliki Corporate University, mari bergabung dalam ekosistem Prakerja, mari berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja kita," terangnya.
Capaian Program Prakerja
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan program Prakerja yang telah meluncur sejak 2020 telah memberikan manfaat kepada 17,5 juta masyarakat di 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Selama tiga tahun lebih, Program Kartu Prakerja telah memberikan akses pelatihan secara inklusif untuk 51% perempuan, 48% berasal dari 212 kabupaten/kota miskin ekstrem, 2% dari kabupaten/kota tertinggal, dan 3% dari penyandang disabilitas.
Airlangga menyebut program Prakerja telah banyak dievaluasi dengan hasil yang positif. Serta terbukti efektif membantu masyarakat luas untuk mendapatkan pekerjaan juga meningkatkan semangat belajar melalui digitalisasi.
"Di tahun 2023 saja dengan skema normal, angka kepesertaan lebih tinggi 14,29% dari target awal, dampak mengenai peningkatan peluang kerja ini juga dikonfirmasi oleh studi Definit dari ADB di mana angkanya mencapai 95%," ungkapnya.
Selain Definit, ujar Airlangga, masih banyak penelitian evaluasi dampak Prakerja. Misalnya studi Presisi yang menyebutkan adanya peningkatan pendapatan per bulan sebesar 17%-21% dari penerima dibanding non-penerima.
Mengingat berbagai evaluasi positif dan komitmen Prakerja untuk terus memperbaiki diri, pihaknya pun memutuskan program Prakerja dilanjutkan di tahun 2024. Ia menerangkan penyelenggaraan program tahun ini akan ditingkatkan kualitasnya dengan adanya moda pelatihan tambahan yang mendukung fleksibilitas dan aksesibilitas, khususnya untuk peserta dari Indonesia Timur yang memiliki perbedaan waktu, yaitu diaktifkannya kembali pelatihan asynchronous.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerima beasiswa pelatihan melalui program reguler 'Gabung Gelombang Prakerja'. Beberapa di antaranya ialah belum pernah menjadi penerima Program Kartu Prakerja, berstatus WNI berusia paling rendah 18 tahun dan paling tinggi 64 tahun, serta tidak sedang menempuh pendidikan formal tapi sedang mencari kerja.
Pendaftaran akun Prakerja dibuka sejak awal tahun 2024 melalui laman www.prakerja.go.id. Pembukaan gelombang Prakerja sendiri dilakukan serentak untuk seluruh Indonesia pada pukul 19.00 WIB di Jumat (23/2) lalu.
Sebagai informasi, Rapat Komite Cipta Kerja ini turut dihadiri Wakil Menteri Keuangan, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Sekretaris Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian, dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.
(akd/ega)